Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya cerpen. Cerpen biasanya juga sudah dapat kita jumpai di bangku Sekolah Dasar. Apalagi bak Anda yang memiliki hobi membaca, pasti sudah sering kali membaca cerpen di beberapa majalah, buku, atau media lainnya.
Cerpen sendiri merupakan salah satu cerita fiksi yang di dalamnya terdapat konflik tunggal. Dan bagi Anda yang ingin mengetahui pengertian cerpen secara lebih dalam, beserta apa saja struktur, ciri-ciri, jenis, dan unsur intrinsik serta ekstrinsiknya. Anda dapat menyimak beberapa informasi yang disajikan di bawah ini. Selain itu, Anda juga dapat melihat bagaimana contoh cerpen itu sendiri dan mengetahui perbedaan cerpen dengan jenis cerita lainnya.
Ringkasan
Lihat Juga : Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema
Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerita ini merupakan bentuk naratif fiksi yang lebih pendek daripada novel atau cerita panjang, tetapi lebih panjang daripada puisi naratif. Cerpen memiliki ciri khas dalam menyampaikan suatu cerita yang lengkap dengan karakter, alur, dan tema dalam jumlah kata yang terbatas.
Cerpen umumnya fokus pada satu peristiwa atau konflik tertentu dan mengembangkan karakter, plot, dan tema dalam ruang lingkup yang lebih terbatas. Karena panjangnya yang lebih pendek, cerpen sering kali menekankan kejadian penting dan mengarah pada puncak cerita dengan cara yang singkat namun efektif.
Cerpen dapat mengambil berbagai tema dan gaya, mulai dari cerita realistis hingga cerita fantasi, misteri, romantis, sedih atau satir. Meskipun cerpen sering kali menawarkan pengalaman membaca yang singkat, tetapi memiliki kemampuan untuk menghadirkan karakter yang kuat, menyentuh emosi pembaca, dan memberikan pesan atau refleksi kehidupan.
Sebagai bentuk sastra yang populer, cerpen sering ditemukan dalam majalah, antologi, dan koleksi karya penulis. Banyak penulis menggunakan cerpen sebagai sarana untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka dengan cara yang padat dan terfokus.
Lihat Juga : Contoh Puisi Tentang Guru
Pengertian cerpen menurut para ahli sastra Bahasa Indonesia dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup beberapa elemen dasar. Berikut adalah beberapa pengertian cerpen menurut para ahli sastra Bahasa Indonesia:
Menurut H.B. Jassin, seorang kritikus sastra terkenal di Indonesia, cerpen adalah “karya sastra yang bercerita tentang satu peristiwa atau pengalaman hidup dalam suatu suasana atau latar tempat tertentu dengan kejadian atau tindakan seseorang tokoh atau beberapa orang tokoh.”
Menurut A. Teeuw, seorang ahli sastra Indonesia, cerpen adalah “suatu karangan prosa yang pendek, hanya melukiskan suatu situasi dan berakhir dengan kejadian menarik atau mempunyai pengaruh mendalam.”
Umar Junus, seorang sastrawan dan dosen sastra, menyatakan bahwa cerpen adalah “sebuah karya sastra prosa yang merupakan penyajian potret hidup, pengalaman hidup, dan pemikiran tentang kehidupan dalam bentuk narasi singkat dengan penekanan pada keberhasilan atau kegagalan tokoh-tokohnya.”
Menurut Sapardi Djoko Damono, seorang penyair dan sastrawan Indonesia, cerpen adalah “karya sastra pendek yang melukiskan potret kehidupan dengan penuturan yang padat, seringkali dengan penggambaran yang intens, dan memiliki pesan atau makna tertentu.”
J.S Badudu adalah seorang sastrawan dan kritikus sastra Indonesia yang terkenal. Menurut J.S Badudu, cerpen adalah suatu karya sastra pendek yang berdiri sendiri dan memiliki struktur naratif. Dalam cerpen, terdapat pengenalan tokoh, latar, dan alur cerita yang berkembang dengan baik. Cerpen juga memiliki fokus atau tema tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Kekhasan cerpen terletak pada kemampuannya untuk menciptakan kehidupan dan menampilkan konflik manusia dalam durasi yang relatif singkat.
Meskipun pengertian-pengertian ini memiliki beberapa perbedaan dalam penekanan dan formulasi, pandangan para ahli tersebut menggambarkan cerpen sebagai bentuk naratif pendek yang mengekspresikan suatu ide, pengalaman, atau momen dalam hidup karakter dengan cara yang singkat namun kuat. Cerpen juga kebanyakan memiliki kepadatan makna dan kemampuan untuk menghadirkan dampak emosional yang kuat pada pembaca dengan menggunakan gaya dan teknik penulisan yang tepat.
Lihat Juga : Contoh Puisi Tentang Alam
Struktur cerpen mencakup elemen-elemen penting yang membentuk narasi cerita. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam struktur cerpen:
Bagian ini memberikan gambaran umum tentang awal cerita dan biasanya berfungsi sebagai pelengkap. Jadi bisa dikatakan bahwa abstrak tidak selalu harus ada dalam sebuah cerpen, karena ada juga cerpen yang tidak memiliki abstrak.
Orientasi dalam struktur cerpen mengacu pada bagian awal cerita di mana pembaca diperkenalkan dengan latar belakang cerita, tokoh-tokoh utama, dan situasi awal yang ada dalam cerpen. Ini adalah tahap di mana pembaca diberikan informasi dasar yang penting untuk memahami konteks cerita yang akan diikuti.
Dalam bagian orientasi, pembaca dapat mengetahui waktu dan tempat cerita, suasana atau atmosfer yang mendominasi, serta informasi mengenai tokoh-tokoh utama seperti nama, hubungan antara tokoh-tokoh, dan beberapa ciri kepribadian yang mungkin relevan dengan alur cerita.
Komplikasi dalam struktur cerpen merujuk pada tahap di mana konflik atau peristiwa utama dalam cerita mulai berkembang atau menjadi semakin rumit. Ini adalah bagian cerita di mana tokoh-tokoh utama dihadapkan pada tantangan, hambatan, atau masalah yang menyulitkan situasi mereka.
Komplikasi dapat mengambil berbagai bentuk, seperti konflik internal tokoh dengan dirinya sendiri, konflik antara tokoh-tokoh, konflik dengan lingkungan atau keadaan eksternal, atau bahkan konflik dengan kekuatan alam. Hal ini menambah ketegangan dan meningkatkan minat pembaca dalam cerita.
Komplikasi dalam cerpen menggerakkan alur cerita ke arah klimaks, yaitu titik puncak ketegangan atau perubahan dramatis dalam cerita. Komplikasi yang rumit dan menarik membangun ketegangan dan membuat pembaca ingin terus membaca untuk mengetahui bagaimana tokoh-tokoh akan mengatasi atau bereaksi terhadap konflik atau peristiwa tersebut.
Evaluasi merujuk pada tahap di mana cerita mencapai puncak konflik atau klimaks, dan tokoh-tokoh serta peristiwa cerita dievaluasi atau dinilai. Evaluasi dapat berupa refleksi tokoh terhadap situasi atau perubahan yang terjadi dalam cerita, penilaian terhadap tindakan atau keputusan tokoh, atau penilaian lebih luas terhadap tema atau pesan yang disampaikan oleh cerpen.
Pada tahap evaluasi, pembaca dapat melihat bagaimana tokoh-tokoh merespons atau mengevaluasi situasi yang ada dalam cerita. Ini dapat mencakup perenungan tentang konsekuensi dari tindakan mereka, pertimbangan moral, atau reaksi emosional terhadap perubahan atau konflik yang terjadi.
Evaluasi juga dapat terkait dengan penilaian pembaca terhadap cerita itu sendiri. Bagaimana cerita ini mempengaruhi mereka secara emosional atau intelektual? Apa makna atau pesan yang dapat diambil dari cerita? Evaluasi ini membantu pembaca menarik kesimpulan dan memahami signifikansi cerita yang mereka baca.
Resolusi dalam struktur cerpen merujuk pada tahap akhir cerita di mana konflik atau peristiwa utama dalam cerita dibereskan atau dipecahkan. Ini adalah bagian cerita di mana konflik mencapai titik klimaks dan akhirnya diakhiri atau dibereskan.
Resolusi dapat mengambil beberapa bentuk, tergantung pada jenis cerita yang ditulis dan arah plot cerita. Beberapa kemungkinan resolusi yang dapat terjadi yaitu misalnya resolusi positif, negatif, atau tertunda.
Koda berhubungan dengan pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh penulis. Ini bisa menjadi momen refleksi, pelajaran, atau pemahaman yang didapatkan oleh tokoh-tokoh atau pembaca sebagai hasil dari peristiwa dalam cerita.
Penting untuk dicatat bahwa struktur cerpen tidak selalu mengikuti urutan berikut ini. Penulis memiliki kebebasan untuk memvariasikan struktur sesuai dengan tujuan dan gaya penulisan mereka. Tetapi dalam banyak cerpen, elemen-elemen di atas membentuk kerangka dasar yang membantu membentuk cerita secara keseluruhan.
Lihat Juga : Contoh Pantun Nasehat
Cerpen memiliki berbagai fungsi yang dapat mempengaruhi pembaca dan membawa manfaat dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa fungsi cerpen:
Salah satu fungsi utama cerpen adalah memberikan hiburan kepada pembaca. Cerpen dapat menghadirkan cerita yang menarik, menegangkan, romantis, atau menghibur secara umum. Membaca cerpen dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang dan melarikan diri ke dunia fiksi.
Cerpen juga dapat memiliki fungsi pendidikan. Melalui cerita, pembaca dapat belajar tentang kehidupan, nilai-nilai, keterampilan, dan pengalaman orang lain. Cerpen sering kali mengajarkan pelajaran moral atau memberikan wawasan tentang budaya, sejarah, atau isu-isu sosial.
Cerpen dapat memicu pemikiran, refleksi, dan penghargaan terhadap berbagai aspek kehidupan. Membaca cerpen dapat membantu pembaca melihat dunia dari perspektif yang berbeda, memahami kompleksitas emosi manusia, atau merenungkan isu-isu yang relevan dalam masyarakat.
Dengan membaca cerpen, pembaca dapat memvisualisasikan dunia dan karakter dalam cerita, serta melibatkan diri dalam proses interpretasi dan penciptaan makna.
Cerpen memiliki kemampuan untuk mengembangkan empati dan pemahaman terhadap orang lain. Dalam cerpen, pembaca dapat merasakan emosi, keadaan, dan pengalaman karakter-karakter yang berbeda. Hal ini dapat membantu memperluas pemahaman tentang keragaman manusia dan memperkuat hubungan sosial.
Cerpen dapat menjadi sarana untuk mempengaruhi dan menyebarkan nilai-nilai, ide-ide, dan pesan-pesan budaya. Cerpen sering mencerminkan atau mengomentari masyarakat dan masalah yang ada di dalamnya, sehingga mempengaruhi persepsi dan pandangan pembaca.
Fungsi cerpen dapat bervariasi tergantung pada tujuan penulis dan pengalaman pembaca. Dalam beberapa kasus, cerpen juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi penulis muda untuk mengembangkan kemampuan menulis dan mengungkapkan kreativitas mereka.
Lihat Juga : Pengertian Mind Mapping
Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari cerpen:
Cerpen biasanya memiliki cerita yang lebih pendek dibandingkan dengan novel atau cerita panjang lainnya. Meskipun tidak ada batasan yang ketat, cerpen umumnya berkisar antara beberapa halaman hingga beberapa puluh halaman.
Cerpen cenderung fokus pada satu ide atau peristiwa utama. Cerita biasanya terfokus pada satu konflik atau momen penting yang menjadi fokus cerita dan karakter-karakternya.
Cerpen memiliki keterbatasan dalam ruang dan waktu yang digambarkan dalam cerita. Keterbatasan ini membantu menciptakan fokus dan ketepatan dalam pengembangan cerita.
Cerpen biasanya memiliki jumlah karakter yang lebih sedikit dibandingkan dengan novel. Karakter-karakter ini sering kali dikembangkan dengan lebih terfokus dan cerpen mungkin hanya fokus pada perkembangan karakter utama atau beberapa karakter utama.
Cerpen cenderung memiliki alur yang padat dan efisien. Plot cerpen biasanya didesain untuk mencapai klimaks cerita dengan cepat dan efektif, dengan sedikit atau tanpa pengembangan sub-plot yang signifikan.
Keterbatasan panjang cerpen mengharuskan penulis menggunakan bahasa yang efisien dan padat. Setiap kata dan kalimat dalam cerpen harus memberikan dampak dan relevansi bagi cerita.
Cerpen sering kali memiliki puncak cerita yang kuat, yaitu momen di mana konflik mencapai titik tertinggi dan keputusan atau perubahan penting terjadi. Puncak cerita ini menciptakan ketegangan dan emosi yang kuat.
Setelah mencapai puncak cerita, cerpen cenderung memiliki penyelesaian yang singkat. Penyelesaian ini memberikan resolusi atau memberikan penutup cerita dengan cara yang memadai dan konsisten dengan cerita yang telah dibangun sebelumnya.
Perlu diingat bahwa ciri-ciri ini dapat bervariasi antara cerpen-cerpen yang berbeda dan tergantung pada preferensi penulis. Cerpen sebagai bentuk sastra memiliki fleksibilitas untuk menggabungkan atau memvariasikan elemen-elemen cerita sesuai kebutuhan penulis dan cerita yang ingin disampaikan.
Lihat Juga : Pengertian Poster
Berikut adalah beberapa jenis cerpen berdasarkan tema, gaya, dan genre:
Cerpen ini menggambarkan kehidupan sehari-hari secara realistis, menggambarkan karakter, kejadian, dan situasi yang mirip dengan kehidupan nyata.
Cerpen ini melibatkan unsur-unsur fantasi, seperti makhluk mitos, sihir, dunia magis, atau perjalanan waktu.
Cerpen ini berfokus pada konsep ilmiah dan teknologi yang fiktif, sering kali berlatar di masa depan atau di dunia alternatif.
Cerpen ini berkisah tentang hubungan romantis antara karakter utama, mengeksplorasi tema cinta, perasaan, dan romantisme.
Cerpen ini menekankan pada unsur misteri dan teka-teki yang harus dipecahkan oleh karakter utama atau pembaca. Biasanya melibatkan intrik, kejahatan, atau detektif.
Cerpen ini melibatkan petualangan dan eksplorasi di berbagai tempat dan situasi. Karakter utama biasanya menghadapi tantangan dan risiko dalam perjalanan mereka.
Cerpen ini berlatar belakang sejarah, mencerminkan periode waktu tertentu atau peristiwa bersejarah.
Cerpen ini menggunakan humor dan kritik sosial untuk menyampaikan pesan atau menggambarkan keadaan dengan cara yang menggelitik.
Cerpen ini mengeksplorasi elemen horor, termasuk ketakutan, misteri, dan situasi menakutkan.
Cerpen ini menggunakan hewan atau objek yang bukan manusia sebagai karakter untuk menyampaikan pesan moral atau pembelajaran.
Lihat Juga : Pengertian Teknologi Informasi
Unsur intrinsik cerpen merujuk pada elemen-elemen internal yang membentuk cerita dan mempengaruhi pemahaman dan pengalaman pembaca. Berikut adalah beberapa unsur intrinsik cerpen yang umum:
Tema adalah pokok pikiran atau ide sentral yang diungkapkan dalam cerita. Ini adalah pesan atau makna yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca melalui cerita.
Alur atau plot adalah serangkaian peristiwa yang membentuk struktur cerita. Ini melibatkan pengenalan, perkembangan konflik, puncak cerita, dan penyelesaian.
Setting adalah pengaturan waktu dan tempat di mana cerita berlangsung. Ini mencakup deskripsi lingkungan fisik, waktu sejarah, suasana, dan suasana cerita.
Tokoh dalam cerpen adalah individu yang terlibat dalam cerita. Ini meliputi karakter utama dan karakter pendukung. Karakter-karakter ini memiliki sifat, motivasi, dan perkembangan yang berbeda.
Watak dalam cerpen merujuk pada karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Watak ini mencakup berbagai aspek yang menggambarkan kepribadian, tindakan, sikap, dan kecenderungan perilaku tokoh-tokoh tersebut. Beberapa contoh watak dalam cerpen contohnya adalah antagonis, protagonis, dan netral.
Sudut pandang dalam cerpen merujuk pada perspektif atau posisi dari mana cerita diceritakan kepada pembaca. Sudut pandang ini menentukan siapa yang menceritakan cerita, hubungannya dengan tokoh-tokoh dalam cerita, dan sejauh mana pembaca diberikan akses ke pikiran dan perasaan tokoh-tokoh tersebut.
Ada tiga jenis sudut pandang yang umum digunakan dalam cerpen yaitu, sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga terbatas, dan susut pandang orang ketiga bebas.
Amanat adalah pesan moral atau pembelajaran yang ingin disampaikan penulis melalui cerita. Amanat ini dapat berkaitan dengan nilai-nilai, etika, atau pandangan hidup tertentu.
Unsur intrinsik ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan keseluruhan pengalaman membaca dan mempengaruhi pemahaman dan interpretasi pembaca terhadap cerpen.
Lihat Juga : Ukuran Lapangan Sepak Bola
Unsur ekstrinsik cerpen merujuk pada elemen-elemen di luar cerita itu sendiri yang dapat mempengaruhi pemahaman dan penafsiran pembaca terhadap cerpen. Berikut adalah beberapa unsur ekstrinsik cerpen yang umum:
Konteks sejarah dan budaya di mana cerpen ditulis dapat mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap cerita. Hal ini termasuk latar belakang sejarah, nilai-nilai budaya, dan aspek sosial yang mungkin ditemukan dalam cerpen.
Pengetahuan tentang kehidupan dan pengalaman penulis dapat memberikan wawasan tentang latar belakang dan perspektif yang mempengaruhi tulisan mereka.
Analisis dan penafsiran kritis oleh para kritikus sastra, sarjana, atau pembaca lain dapat membawa pandangan dan pemahaman baru terhadap cerpen. Komentar dan analisis ini dapat memperluas interpretasi cerita dan memberikan sudut pandang yang berbeda.
Mengetahui tentang tradisi sastra di mana cerpen ditulis atau dikaitkan juga dapat memberikan wawasan tentang gaya penulisan, genre, atau tema yang mungkin muncul dalam cerpen.
Lingkungan sosial dan politik saat cerpen ditulis dapat mempengaruhi konteks dan pemahaman cerita. Hal ini meliputi isu-isu sosial, politik, atau permasalahan budaya yang tercermin dalam cerpen.
Mengetahui pengaruh dan inspirasi yang mendasari penulisan cerpen dapat membantu memahami aspek-aspek tertentu dalam cerita atau gaya penulis.
Tanggapan dan resepsi publik terhadap cerpen, seperti ulasan kritis atau tanggapan pembaca, dapat mempengaruhi cara kita memahami dan menghargai cerita tersebut.
Jika cerpen diadaptasi menjadi film, drama, atau bentuk media lainnya, interpretasi dan presentasi visual cerita tersebut dapat mempengaruhi cara cerita itu dipahami dan dinikmati.
Unsur-unsur ekstrinsik ini memberikan konteks yang lebih luas dan pemahaman yang lebih mendalam tentang cerpen, melampaui teks itu sendiri. Mereka dapat mempengaruhi cara kita menafsirkan dan menilai karya sastra tersebut.
Lihat Juga : Ukuran Lapangan Basket
Kaidah kebahasaan cerpen mengacu pada penggunaan bahasa yang efektif dan tepat dalam penulisan cerpen. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan yang penting dalam penulisan cerpen:
Pilih gaya bahasa yang sesuai dengan cerita dan karakter yang ingin disampaikan. Jaga kekonsistenan gaya bahasa sepanjang cerpen untuk menjaga keselarasan dan kohesi cerita.
Pilih kata-kata yang tepat dan bermakna untuk menyampaikan pesan yang diinginkan dengan jelas dan efektif. Hindari penggunaan kata-kata yang ambigu atau tidak relevan dengan cerita.
Tulis dialog yang terdengar alami dan sesuai dengan karakter yang berbicara. Gunakan tanda baca yang tepat untuk membedakan dialog dari narasi.
Jangan takut untuk menggabungkan berbagai gaya penulisan, seperti deskripsi, narasi, dialog, dan monolog dalam karakter, untuk menciptakan variasi dan menghidupkan cerita.
Pastikan tata bahasa cerpen Anda benar dan konsisten. Perhatikan penggunaan subjek-predikat, dan kaidah tata bahasa lainnya.
Gunakan tanda baca, seperti koma, titik, tanda tanya, dan tanda seru, dengan benar untuk membantu pembaca memahami struktur kalimat dan emosi yang ingin disampaikan.
Gunakan gaya penulisan yang memikat dan menarik perhatian pembaca. Gunakan gaya bahasa yang unik atau figur retorika yang tepat untuk menciptakan kesan yang mendalam dan memikat.
Singkirkan pengulangan kata-kata atau informasi yang tidak perlu dalam cerita. Pastikan setiap kata dan kalimat memiliki tujuan dan kontribusi yang jelas dalam membangun cerita. Setelah menyelesaikan penulisan cerpen, lakukan pengeditan yang teliti untuk memeriksa dan memperbaiki kesalahan-kesalahan, seperti kesalahan tata bahasa, ejaan, atau kejelasan bahasa.
Penerapan kaidah kebahasaan yang baik dalam penulisan cerpen membantu meningkatkan kualitas cerita dan memastikan pesan dan cerita yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Lihat Juga : 30 Lagu Nasional Indonesia
Berikut adalah contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya:
Aji adalah seorang penjaga taman yang memiliki tugas menjaga keindahan dan kebersihan taman kota. Ia sangat mencintai alam dan makhluk-makhluk di dalamnya. Suatu hari, Aji melihat sekelompok orang yang berusaha merusak taman dengan memotong pohon-pohon dan merusak tanaman. Aji merasa marah dan berani menghadapi mereka.
Dengan langkah hati-hati dan penuh keberanian, Aji mendekati perusak itu. Dia berbicara dengan mereka, mencoba membuat mereka sadar akan pentingnya menjaga keindahan alam. Meskipun mereka awalnya bersikeras untuk melanjutkan perusakan, keberanian dan niat baik Aji akhirnya berhasil membuat mereka berhenti.
Sejak hari itu, Aji semakin gigih menjaga taman. Ia bekerja keras untuk memperindah taman, menanam bunga-bunga indah, dan merawat pohon-pohon agar tumbuh subur. Dia berbagi kecintaannya pada alam dengan pengunjung taman dan mengajak mereka untuk turut menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.
Judul: Pengembaraan Sang Penjaga Taman
Unsur Intrinsik “Pengembaraan Sang Penjaga Taman”
Tema: Keberanian dan pentingnya menjaga alam.
Plot: Seorang penjaga taman bernama Aji, dengan keberanian dan kesabaran, melindungi taman dari ancaman dan menjaga keindahan alam.
Setting: Taman yang indah dengan berbagai jenis tanaman, pepohonan, dan binatang. Cerita ini terjadi di sebuah taman kota.
Tokoh dan Watak:
Suasana: Cerita ini menciptakan suasana yang hangat dan damai di taman, tetapi juga menegangkan ketika Aji menghadapi ancaman.
Sudut Pandang: Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga yang memberikan sudut pandang objektif terhadap peristiwa yang terjadi.
Amanat: Pentingnya menjaga alam dan keberanian dalam melindungi apa yang kita cintai.
Pada suatu hari di hutan yang rimbun, hiduplah seekor rubah yang licik bernama Reynard dan seekor kijang yang lemah lembut bernama Kiko. Reynard selalu berusaha untuk memperdaya hewan-hewan lain di hutan dengan tipu daya dan kepintarannya, sedangkan Kiko selalu hidup dengan jujur dan berusaha menjaga kedamaian di hutan.
Suatu hari, Reynard mendapatkan ide jahat untuk mencuri persediaan makanan di gudang hewan-hewan lain di hutan. Ia berpura-pura menjadi teman Kiko dan mengajaknya berkeliling hutan. Kiko yang baik hati dan polos, tanpa curiga, mengikuti Reynard.
Reynard membawa Kiko ke gudang makanan dan mulai mengambil makanan yang ada di sana. Namun, sebelum mereka sempat pergi, mereka kedua ditangkap oleh hewan-hewan lain yang mengetahui rencana jahat Reynard. Hewan-hewan itu marah dan kecewa atas pengkhianatan Reynard.
Hewan-hewan lain, dipimpin oleh Budi, seekor burung hantu yang bijaksana, mengadili Reynard dan Kiko di hadapan seluruh hutan. Reynard berusaha mempertahankan dirinya dengan berbohong dan membuat alasan palsu, sedangkan Kiko tetap diam dan tidak memberikan keterangan palsu.
Setelah mendengarkan kedua sisi cerita, Budi menyimpulkan bahwa Reynard adalah penjahat yang telah memanipulasi Kiko. Kiko yang jujur dianggap tidak bersalah dan dibebaskan, sementara Reynard dihukum dengan diusir dari hutan sebagai bentuk hukuman atas perilaku jahatnya.
Judul: Si Rubah dan Si Kijang
Unsur Intrinsik “Si Rubah dan Si Kijang”:
Tema: Tema yang diangkat dalam cerita ini adalah kejujuran dan hukuman atas kesalahan. Hal ini tergambar dari karakteristik Kiko yang jujur dan Reynard yang licik, serta hukuman yang diberikan pada Reynard karena perbuatannya.
Tokoh dan Watak:
Alur: Alur cerita dimulai dengan memperkenalkan karakter Reynard dan Kiko serta konflik antara mereka. Kemudian, cerita berlanjut dengan menggambarkan rencana jahat Reynard dan bagaimana Kiko terlibat tanpa sadar. Puncak cerita terjadi saat keduanya ditangkap dan dihadapkan pada hewan-hewan lain. Akhir cerita mencapai klimaks dengan hukuman yang diberikan pada Reynard dan pembebasan Kiko.
Sudut Pandang: Cerita ini disampaikan dari sudut pandang orang ketiga, di mana pembaca dapat melihat dan memahami tindakan dan pemikiran karakter-karakter dalam cerita.
Latar: Latar cerita ini adalah hutan yang rimbun, tempat tinggal para hewan dan terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam cerita.
Amanat: Amanat yang dapat dipetik dari cerita ini adalah pentingnya berbuat jujur dan tidak terpengaruh oleh tipu daya orang lain, serta pentingnya memberikan hukuman yang sesuai atas perbuatan jahat.
Aku duduk tak berdaya seperti kehabisan tenaga. Pak Yanto, wali kelasku memberitahukan dengan tegas bahwa pembelajaran harus dilaksanakan di rumah. Itu berarti, seluruh aktivitas sekolah akan dihentikan sementara. Namun, entah sampai kapan.
Semua ini terjadi gara-gara virus yang hadir di wilayah kami. Untuk menghentikan penyebaran virus tersebut, terpaksa sekolah harus dihentikan dan melakukan pembelajaran jarak jauh.
Tetapi, baru hari ketiga pembelajaran terhambat. Aku dan teman-temanku yang memiliki keterbatasan ekonomi harus susah payah membeli kuota dan gadget. Karena pembelajaran dilakukan melalui laptop ataupun smartphone yang membutuhkan internet.
“Mak, boleh nggak beliin aku hp yang lebih bagus?” pintaku ke Emak, meskipun aku tak tega karena hasil jualan tempe di pasar hanya cukup untuk sehari-hari.
“Nanti ya Lina, Emak nabung dulu,” jawab Emak pelan.
Aku hanya sesekali bisa mengikuti pembelajaran lewat handphone yang sudah usang. Terkadang aku tidak bisa mengikuti video pembelajaran. Aku mencari cara agar aku tetap bisa mengikuti pelajaran. Lalu aku teringat dengan Dira. Teman sekelasku yang pintar dan kaya, kebetulan rumahnya pun dekat dengan rumahku. Tetapi, ketika aku mengetuk pintu rumahnya, ia dengan sombong seperti mengusirku.
“Kamu mau numpang belajar Lin?”
“Iyah Dir boleh nggak ngeliat di laptop kamu? Kita bareng-bareng gitu belajarnya.”
“Hmm gimana ya, tapi aku mau ke rumah nenekku sekarang..” ujar dia pelan dan aku mengetahui bahwa ia hanya mencari-cari alasan.
“Oh gitu, iya gapapa Dira. Hati-hati ke rumah neneknya ya,” aku langsung berbalik badan dan kudengar ia pun langsung menutup pintu rumah.
Untunglah satu minggu sesudahnya kantor desa menyediakan laptop dan wifi gratis. Aku bisa menggunakannya sesuai dengan jam pelajaran. Kutemui juga teman-temanku yang bernasib sama di kantor desa. Aku dan mereka semangat mengikuti pelajaran meskipun dalam kondisi seperti ini.
Judul: Belajar di Kala Pandemi
Unsur Intrinsik “Belajar di Kala Pandemi”
Tema: Pendidikan
Latar: ruang kelas, rumah Lina, rumah Dira, dan kantor desa
Tokoh dan Watak: Lina (baik, semangat, pantang menyerah), Emak (sabar dan penyayang), Dira (sombong dan pelit), Pak Yanto (baik dan tegas)
Alur cerita: Maju
Sudut pandang: Orang pertama karena ditandai dengan menggunakan kata ‘Aku’
Amanat: Meraih pendidikan dan mengikuti pembelajaran di sekolah harus tetap semangat di kondisi apapun.
Dalam waktu belakangan ini, aku sangat bingung dalam mencari pekerjaan. Berkas lamaran kerja yang telah aku masukkan ke beberapa perusahaan, masih belum membuahkan hasil yang kuinginkan.
Hari-hariku menjadi terasa hambar, tiap hari kegiatan yang kulakukan hanyalah luntang lantung tidak jelas. Setiap hari aku merasa kebingungan, ingin mencoba membuka usaha, tetapi modal belum ada.
Di suatu pagi yang cerah, aku berjanjian dengan teman lamaku untuk menceritakan mengenai permasalahan yang kualami ini.
Saat aku sedang berada dalam perjalanan untuk ke rumah temanku, samar-samar aku melihat dompet berwarna cokelat yang tergeletak di samping jalan, tepatnya di trotoar.
Karena tingginya rasa penasaran, aku pun mencoba untuk memastikannya dan ternyata memang benar bahwa itu adalah sebuah dompet berwarna cokelat. Lalu, aku pun membuka isi dari dompet tersebut.
Alangkah terkejutnya diriku ketika mendapati bahwa dompet tersebut berisikan KTP, SIM, surat-surat penting, kartu kredit, kartu ATM, dan uang yang berjumlah lumayan banyak. “Wah, alhamdulillah. Rejeki nih.” Ujarku dalam hati.
Walau demikian, aku berubah pikiran dan memiliki inisiatif untuk mengembalikan dompet tersebut ke alamat pemilik yang ada di KTP tersebut. Setelah itu, aku pun melanjutkan perjalanan ke rumah temanku, lalu menceritakan seluruh permasalahan dalam hidupku.
Setelah semua urusan dengan temanku selesai, aku langsung berangkat untuk menuju ke alamat yang tertera di dalam KTP tersebut untuk mengembalikan dompet cokelat ini.
Aku pun mencari-cari alamat dan nama dari pemilik dompet yang sesuai dengan KTP.
Setelah sampai dengan alamat yang tertera di dalam KTP, aku pun memberanikan diri untuk mengetuk dan bertanya ke orang yang berada di dalam. “Permisi pak. Mohon maaf, ingin bertanya. Apa benar ini rumahnya Pak Aan?” Tanyaku pada orang yang berada di halaman rumah itu.
“Iya benar, mas. Anda siapa? Dan sekiranya ada keperluan apa?” Jawab bapak paruh baya yang sepertiny adalah tukang kebun sembari menimpali pertanyaan untukku.
“Oh perkenalkan, saya Galih, saya ingin bertemu dengan Bapak Handy, saya memiliki urusan yang sangat penting dengan beliau.” Jawabku setelah memperkenalkan diri.
Kebetulan sekali, ternyata Pak Aan berada di rumah dan aku diminta untuk masuk ke dalam ruang tamu. Lalu aku pun duduk sembari sedikit mengagumi keindahan rumahnya.
Setelah bertemu dengan Pak Aan, aku mengatakan maksud serta tujuanku sambil menyerahkan dompet cokelat yang aku temukan di jalan, lengkap dengan semua isinya.
Karena penasaran denganku, beliau bertanya “Kamu tinggal di mana, dik? Dan kerja di mana?”
“Saya tinggal di desa Maju Sari, Pak. Kebetulan, untuk sekarang saya juga masih menganggur. Masih menunggu beberapa panggilan kerja, tetapi sudah beberapa bulan belum ada kabar, pak.” Jawabku dengan jujur.
“Memangnya kamu lulusan apa?” Tanya Pak Aan.
“S1 jurusan Manajemen Bisnis, pak” Jawabku.
“Kalau begitu, besok kamu datang saja ke perusahaan saya, dik. Kebetulan perusahaan sedang memerlukan staff administrasi. Ini kartu nama saya, bila adik tertarik, besok tinggal datang saja ke kantor dan bilang kalo saya yang menyuruh” Jawab Pak Aan.
“Wah ini beneran, pak?” Tanyaku yang seakan masih kurang percaya.
“Iya, dik. Saya sangat memerlukan karyawan yang jujur dan penuh dedikasi seperti kamu, jika kamu memang bukan orang yang baik, pasti uang saya yang ada di dalam dompet ini sudah kamu ambil dan tinggal buang dompetnya. Akan tetapi, kamu lebih memilih untuk mengembalikannya.” Pungkas Pak Aan.
“Jika begitu terima kasih banyak, Pa. Besok, saya akan langsung datang ke perusahaan bapak dan menyiapkan semua surat dan dokumen lamarannya.” Jawabku dengan penuh rasa semangat.
Lalu, aku pun berpamitan untuk pulang dan menyiapkan semua kebutuhan untuk besok. Aku sendiri masih tidak percaya dan masih belum yakin dan merasa bahwa ini adalah suatu keajaiban.
Judul: Menemukan Dompet
Unsur Intrinsik Cerpen “Menemukan Dompet”
Tema: Kehidupan bersosial
Tokoh: Galih dan Pak Aan
Alur: Maju
Latar: Trotoar, Rumah Pak Aan, Sedih, dan Bahagia
Gaya bahasa: Lugas
Sudut pandang: Orang Pertama
Amanat: Kejujuran adalah suatu sifat yang sangat mulia dan orang yang jujur akan mendapatkan balasannya tersendiri
Di suatu siang yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Lisa dan Yeni yang sedang mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Lisa. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun menjadi sangat hening.
Lalu, datanglah teman Lisa yang bernama Rosi di depan rumahnya. Akan tetapi, Lisa sendiri seakan tak memperhatikan kehadiran Rosi tersebut.
“Lisa, itu di depan pintu ada Rosi yang sudah menunggu kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi Rosi menunggu kita.” Ujar Yeni yang sedang mengerjakan tugas di rumah Lisa.
“Bi, tolong bilang ke Rosi yang ada di depan rumah jika aku sedang pergi atau bilang lagi tidur gitu ya.” Pinta Lisa kepada orang yang dipanggilnya Bibi, orang yang bekerja sebagai ART di rumahnya.
“Baik non, akan Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.
“Eh Lisa, kenapa kamu bersikap seperti itu kepada Rosi? Padahal kan Rosi pastinya sudah datang jauh-jauh untuk datang ke sini, kenapa malah kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik kok Lis.” Ujar Yeni yang mencoba menasehati Lisa.
“Kamu itu gak paham sama Rosi apa Yen, dari luarnya memang dia tampak seperti orang yang baik, ramah dan juga manis. Akan tetapi, masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang dengan semudah itu saja, Rosi itu sekadar tampak manis di luar, tetapi di dalamnya sangat pahit tahu.” Jawab Lisa dengan tatapan yang sinis.
“Loh, pahit gimana maksudnya Lis?” Balas Yeni yang masih merasa bingung dengan jawaban Lisa.
“Tahu gak sih kamu Yen, Rosi itu sering banget lho membicarakan keburukan orang lain. Bahkan, dia juga sering banget membicarakan keburukan temannya sendiri di belakangnya. Pokoknya bakal banyak banget deh kalo harus dijelasin.” Jawab Lisa dengan nada yang sinis.
“Rosi itu sangat berbeda dengan kamu, Yen. Meskipun kamu itu judes dan sering ceplas-ceplos kalau sedang ngobrol sama aku, tetapi setidaknya kamu memiliki hati yang tulus, Yen. Menurutku, kamu bukan tiper sahabat yang baik di luarnya saja, tetapi di dalamnya busuk. Dalam hubungan pertemanan, aku tak memerlukan penampilan luar dari seseorang, Yen” Jelas Lisa panjang lebar kepada Yeni.
Judul: Baik Luar Dalam
Unsur Intrinsik Cerpen “Baik Luar Dalam“
Tema: Persahabatan.
Alur/plot: Maju.
Setting: Rumah Lisa, depan rumah, siang hari yang cerah, sinis.
Tokoh dan Watak: Lisa (protagonis), Rosi (antagonis), Yeni (netral).
Sudut pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
Amanat: Dalam menjalin pertemanan, kita harus selalu baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan orang lain.
Lihat Juga : 110 Lagu Daerah di Indonesia
Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa cerpen memiliki cerita yang lebih pendek di bandingkan dengan jenis cerita lainnya. Selain itu penggunaan bahasa yang digunakan juga lebih efisien dan padat. Kemudian, setelah mengetahui informasi mengenai pengertian cerpen, struktur, ciri-ciri, fungsi, jenis-jenis, beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, semoga dapat membantu Anda untuk membuat cerpen dengan baik dan benar.
Menentukan tema atau ide cerita terlebih dahulu.
Pahami terlebih dahulu fungsi, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya. Kemudian Anda dapat melanjutkan dengan membuat kerangka ceritanya.
Contoh cerpen fabel yaitu balas budi seekor semut, keserakahan seekor anjing, semut dan belalang, kisah gajah dan semut, dan lain-lain.
Penulis : Adella Eka Ridwanti | Editor : Rudi Dian Arifin, Wahyu Setia Bintara
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui