Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa bagi seluruh umat muslim di penjuru dunia. Bulan ramadhan yang penuh dengan keberkahan ini dijadikan sebagai bulan untuk berpuasa selama satu bulan penuh oleh umat muslim. Selama bulan ramadhan, umat muslim akan melakukan ibadah puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, menahan diri dari makan dan minum, serta memperbanyak melakukan amal ibadah.
Ibadah puasa merupakan rukun Islam yang keempat ini wajib hukumnya untuk dilaksanakan selama satu bulan penuh bagi semua orang muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, sebagai seorang perempuan yang memiliki keistimewaan yakni menstruasi, kondisi tersebut akan dialami oleh perempuan setiap bulannya. Selain itu, perempuan yang dalam kondisi nifas juga tidak sah untuk melaksanakan ibadah puasa.
Bukan hanya perempuan saja yang tidak diperbolehkan puasa penuh, melainkan bagi seorang laki-laki yang sedang mengalami kendala, orang yang sedang sakit dan sebagainya. Dengan demikian, wajib hukumnya untuk mengganti puasa ramadhan atau istilahnya mengqadha di lain waktu. Bagaimana bacaan niat puasa ganti ramadhan? Yuk, simak penjelasan berikut!
Ringkasan
Lihat Juga : Bacaan Niat Sahur dan Artinya
Puasa merupakan ibadah yang dilakukan oleh umat muslim di belahan dunia sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Pada umumnya, puasa ialah menahan diri dari makan dan minum, hawa nafsu dan segala bentuk perilaku yang dapat membatalkan ibadah puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Ibadah puasa dilakukan selama satu bulan penuh di bulan suci ramadhan, yaitu bulan kesembilan pada kalender Hijriyah.
Ibadah puasa memiliki makna yang sangat penting bagi kaum muslimin. Selain sebagai bentuk pengabdian atau ketaatan kepada Allah SWT, puasa juga mempunyai manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Ketika seseorang berpuasa, tubuhnya akan membersihkan diri dari racun dan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, puasa juga dapat membantu dalam menurunkan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kesehatan jantung.
Selain memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh, ibadah puasa juga mempunyai nilai-nilai spiritual yang sangat penting bagi umat muslimin. Puasa adalah bentuk untuk mengendalikan diri dan sebagai pembiasaan untuk menahan hawa nafsu serta godaan yang dapat mengganggu ketaatan kepada Allah SWT. Puasa juga dapat mempererat hubungan Hablum Minallah, yakni hubungan antara manusia dengan sang maha pencipta alam semesta dan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Dalam melaksanakan ibadah puasa, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, puasa harus dilakukan dengan niat yang benar dan ikhlas dari dalam hati. Kedua, selama berpuasa, manusia harus menjaga perbuatan dan perkataannya serta menghindari hal-hal yang membatalkan puasa. Ketiga, meningkatkan amalan kebaikan dalam bulan suci seperti membaca Al-Quran, shalat tarawih dan berdzikir.
Lihat Juga : Bacaan Ayat Kursi
Puasa wajib merupakan ibadah puasa yang harus dilaksanakan oleh umat muslimin dalam bulan yang penuh dengan keberkahan yaitu bulan ramadhan. Apabila kaum muslimin yang melaksanakan ibadah tersebut, maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Dan sebaliknya, jika ditinggalkan akan mendapatkan ganjaran atau dosa. Contoh puasa wajib, sebagai berikut:
Puasa sunnah adalah ibadah puasa yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dilakukan, tidak akan mendapatkan dosa dan pahala. Contoh puasa sunnah, sebagai berikut:
Lihat Juga : Hukum Bacaan Izhar Halqi
Syarat wajib puasa ialah syarat yang harus ada pada setiap orang yang melaksanakan puasa. Syarat wajib puasa sebagai berikut:
Berakal mempunyai kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk. Bagi orang yang tidak berakal, misalnya orang gila, orang yang kehilangan ingatan, tidak diwajibkan untuk melakukan puasa.
Puasa wajib hukumnya bagi orang yang beragama Islam.
Baligh merupakan mencapai usia yang matang atau dewasa, baik secara fisik dan mental. Orang yang belum baligh tidak diwajibkan untuk berpuasa, melainkan dianjurkan untuk melatih diri sejak kecil supaya terbiasa untuk berpuasa.
Sehat merupakan tidak memiliki penyakit atau gangguan kesehatan yang menghalangi puasa.
Mukim merupakan menetap di suatu tempat lebih dari dua hari. Wajib hukumnya untuk berpuasa. Musafir ialah orang yang melakukan perjalanan jauh lebih dari 80 km atau dua marhalah. Bagi orang yang safar, boleh tidak melaksanakan puasa apabila perjalanannya melelahkan. Namun harus mengganti puasanya di lain waktu.
Wajib berpuasa bagi orang yang telah suci dari hadas besar, seperti telah mandi junub, selesai nifas atau menstruasi.
Mampu merupakan kesanggupan dalam melaksanakan ibadah puasa selama sehari dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Lihat Juga : Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin
Syarat sah puasa ialah syarat yang harus dipenuhi oleh umat muslim supaya puasanya diterima oleh Allah SWT. Berikut ini syarat sah puasa:
Niat merupakan keinginan hati untuk melaksanakan sesuatu karena Allah SWT. Niat harus dilakukan sebelum fajar pada setiap hari puasa, niat dapat dilakukan dalam hati maupun secara lisan.
Menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti menahan makan dan minum, menahan hawa nafsu dan sebagainya.
Dapat membedakan yang baik dan buruk
Bagi orang yang Islam kemudian memilih untuk berpindah agama, tidak akan sah jika seseorang tersebut hendak melaksanakan puasa.
Lihat Juga : Tulisan Bismillah Yang Benar
Ibadah puasa dalam Islam memiliki beberapa rukun puasa yang diambil dari syariat Islam, sebagai berikut:
Rukun pertama dalam melaksanakan ibadah puasa adalah harus beragama Islam atau memeluk agama Islam.
Membaca niat serta doa dalam berpuasa ialah tahapan yang sangat penting dan harus dilakukan sebelum menjalankannya. Umat muslim akan membaca niat sebelum menjalankan ibadah puasa, lebih tepatnya saat sahur dan boleh dibaca sebelum fajar tiba.
Saat berpuasa, hendaknya untuk umat muslimin harus menahan dan mengontrol diri dari segala hawa nafsu seperti makan, minum, kegiatan seksual dan segala sesuatu yang membatalkan puasa.
Lihat Juga : Doa Sholat Dhuha
Menurut syariat, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan puasa.
Lihat Juga : Doa Qunut Subuh
Dalam menjalankan ibadah puasa, umat muslimin di sunahkan untuk melakukan beberapa sunnah untuk menambah pahala dan meningkatkan ketaatan. Berikut ini sunnah-sunnah yang sesuai dengan syariat Islam:
Lihat Juga : Tulisan Waalaikumsalam Yang Benar
Terdapat beberapa waktu yang dilarang untuk melakukan puasa bagi umat muslim di seluruh dunia, berikut penjelasannya:
Agama Islam mengharamkan untuk berpuasa pada tanggal 1 syawal bagi umat yang ingin menjalankan ibadah puasa. 1 syawal ditetapkan sebagai hari yang sakral bagi umat muslim, karena hari tersebut adalah hari kemenangan untuk agama Islam.
Pada hari raya Idul Adha, lebih tepatnya pada 10 Dzulhijjah, umat Islam diharamkan untuk berpuasa dan di sunahkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban. Tanggal 10 Dzulhijjah ditetapkan sebagai hari raya besar kedua bagi agama Islam, maka dari itu haram untuk melakukan puasa.
Lihat Juga : Contoh Yel-Yel Pramuka
Dalam pelaksanaan ibadah puasa, tentunya terdapat umat muslim yang akan membatalkan puasa baik karena keadaan atau tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Berikut ini macam-macam orang yang membatalkan puasa:
Wajib hukumnya untuk mengqadha puasa wajib bagi orang-orang yang istimewa, seperti orang yang sedang sakit, musafir, wanita hamil, ibu yang sedang dalam fase menyusui anak, wanita yang sedang haid maupun nifas dan orang yang sengaja membatalkan puasa.
Wajib hukumnya untuk fidyah bagi orang yang tidak puasa karena sakit (tidak ada harapan pulih), orang tua yang sudah tidak mampu untuk berpuasa.
Bagi kaum muslimin yang membatalkan puasa dengan cara bersetubuh di siang hari, wajib mengganti puasa dengan mengqadha dan disertai dengan melakukan kafarat. Kafarat merupakan memerdekakan atau membebaskan hamba sahaya yang mukmin. Apabila tidak ada yang dapat dimerdekakan, maka muslim tersebut diperintahkan untuk berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Dan jika tidak bisa, maka diperintahkan untuk memberi makan orang miskin dengan jumlah yang ditentukan yakni sebanyak 60 orang miskin, masing-masing memperoleh 576 gr makanan pokok.
Lihat Juga : Contoh Puisi Tentang Guru
Berikut bacaan niatnya puasa ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta’âla.
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta’ala.“
Bacaan niat ganti puasa Ramadan karena mengalami menstruasi sama saja dengan niat puasa qadha karena faktor darurat lain seperti sakit, dalam perjalanan jauh, dan lain sebagainya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.“
Lihat Juga : Contoh Cerpen Singkat
Berpuasa dalam agama Islam hukumnya wajib dari Allah SWT. Puasa adalah ibadah yang diberikan oleh Allah kepada manusia khususnya yang beragama Islam untuk senantiasa menghamba dan taat hanya kepada-Nya. Ibadah puasa mempunyai beberapa keutamaan menurut syariat Islam, seperti umat muslim yang melaksanakan puasa akan melewati sebuah pintu di surga yang bernama Rayyan, pintu tersebut merupakan pintu yang khusus diberikan oleh Allah untuk umatnya yang berpuasa.
Keutamaan lainnya yaitu mendapatkan kelebihan dari Allah yang akan dijauhkan dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan masa akhirat bagi siapa saja yang melaksanakan ibadah puasa. Berikut ini beberapa keutamaan dalam menjalankan ibadah puasa:
Lihat Juga : Kata-Kata Bijak Kehidupan
Dalam Islam, puasa merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dan mempunyai banyak manfaat bagi seorang muslim. Selain sebagai bentuk ketaatan dan kepatuhan akan perintah Allah SWT, puasa juga mempunyai manfaat kesehatan bagi tubuh manusia dan nilai spiritual yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, dalam menjalankan puasa, seorang muslimin harus melakukannya dengan niat dari dalam hati yang dilakukan secara ikhlas dan benar, serta mengikuti aturan dan tata cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.
Ibadah puasa tidak hanya dilakukan oleh umat Islam saja, melainkan pula dijalankan oleh agama Kristen, Yahudi, Budha, Katolik. Akan tetapi, meskipun sama-sama menjalankan ibadah puasa, namun untuk pelaksanaan, aturan dan tata cara tentu berbeda di setiap agama.
Dalam agama Budha, puasa menjadi bagian dari tradisi pelaksanaan kegiatan Atthasila. Pada hari uposatha, puasa akan dilaksanakan untuk perenungan mengenai kehidupan Sang Budha di masa lalu.
Pada ajaran Yahudi, ibadah puasa diartikan sebagai kegiatan yang diharuskan untuk menahan makan dan minum. Puasa tersebut dilaksanakan pada hari besar dan diharamkan untuk menggosok gigi.
Penulis : Elly Abriyanti Widyaningrum | Editor : Rudi Dian Arifin, Wahyu Setia Bintara
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui