Umat muslim di penjuru dunia memanfaatkan dengan sebaik mungkin bulan Ramadhan untuk memperbaiki diri, meningkatkan kesadaran sosial dan menunjukkan kepedulian pada sesama muslim. Selain menjalankan puasa, tentunya di bulan Ramadhan diisi dengan berbagai kegiatan yang meningkatkan keimanan, seperti membaca Al-Quran, sholat tarawih, bersedekah dan sebagainya. Tidak hanya itu saja, bulan Ramadhan juga menjadi waktu yang sangat penting untuk memperkuat hubungan dengan keluarga dan teman. Banyak keluarga dan teman yang berkumpul untuk berbuka puasa bersama dan menjalankan kegiatan keagamaan secara bersama-sama.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Sepanjang bulan yang penuh berkah ini, umat muslimin di belahan dunia menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, amarah dan lainnya. Hal tersebut dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Meskipun puasa sebagai kewajiban bagi setiap umat muslim, puasa Ramadhan pula mempunyai makna spiritual yang sangat dalam dan manfaat kesehatan yang telah dibuktikan oleh penelitian medis. Berikut penjelasan lengkap tentang puasa Ramadhan.
Ringkasan
Lihat Juga : Tulisan Bismillah Yang Benar
Menurut Islam, puasa terbagi secara bahasa dan istilah dalam konteks pengertiannya. Secara bahasa, puasa berasal dari bahasa Arab yakni “Shaum” atau “Shiyam” berarti menahan diri. Maksud dari menahan diri yaitu menahan dari segala sesuatu yang dapat menyebabkan puasa tersebut batal, seperti ketika menjalankan puasa, setiap umat Islam harus menahan amarah, makan dan minum, hawa nafsu dan sebagainya.
Secara istilah, puasa merupakan beribadah kepada Allah dengan menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu dan amarah, serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa yang dilakukan dari terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari-hari tertentu yang telah ditentukan dalam agama Islam.
Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban bagi setiap kaum muslimin yang memiliki badan sehat dan mampu untuk menjalankannya. Puasa bukan hanya menahan diri dari kebutuhan fisik, melainkan pula melibatkan pengendalian diri dan disiplin dalam beribadah serta berperilaku dengan baik pula. Puasa dikenal sebagai salah satu cara untuk membersihkan diri dan meningkatkan kesadaran spiritual dan moral, serta mempererat hubungan baik dengan Allah SWT.
Dalam agama Islam, puasa mempunyai berbagai macam jenis dan tata cara pelaksanaannya yang dapat disesuaikan dengan kondisi individu. Misalnya, puasa terbagi menjadi 2 yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib dilakukan pada saat memasuki bulan Ramadhan dan hukumnya wajib. Sementara puasa sunnah dilakukan secara sukarela di luar bulan Ramadhan dan hukumnya apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Anjuran untuk berpuasa telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183, berikut bunyinya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Ya ayyuhalladzina aamanu kutiba ‘alaikumussiyamu kamaa kutiba ‘alallaziina ming qablikum la’allakum tattaqun
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.”
Lihat Juga : Tulisan Waalaikumsalam Yang Benar
Ibadah puasa tidak hanya seperti puasa Ramadhan saja, melainkan terdapat berbagai macam dan hukum yang berbeda-beda. Ada puasa yang hukumnya wajib, ada yang hukumnya sunah, bahkan terdapat pula puasa yang hukumnya haram. Berikut pembagian puasa:
Puasa wajib merupakan ibadah puasa yang hukumnya wajib dikerjakan. Apabila kaum muslimin yang melaksanakan ibadah tersebut, maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Dan sebaliknya, jika ditinggalkan akan mendapatkan ganjaran atau dosa. Contoh puasa wajib:
Puasa sunnah yakni puasa yang apabila dilaksanakan akan memperoleh pahala dan jika ditinggalkan diperbolehkan dan tidak mendapatkan dosa. Contoh puasa sunnah:
Maksud dari puasa yang bersifat haram, bukan berarti tidak diperbolehkan untuk melakukan puasa. Melainkan memiliki arti ibadah puasa yang tidak boleh dilaksanakan atau dijalankan pada tanggal-tanggal tertentu, contohnya:
Lihat Juga : Doa Sholat Dhuha
Apabila ingin melakukan ibadah puasa, harus mengetahui terlebih dahulu terkait syarat-syarat puasa, karena tidak semua umat muslim dapat mengikutinya. Berikut ini penjelasan terkait syarat puasa:
Syarat wajib puasa merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam diri umat muslimin yang menjadi tanda untuk diwajibkan dalam menjalankan ibadah puasa.
Syarat sah merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh umat muslim supaya ibadah puasa yang dijalankan dapat diterima oleh Allah SWT dan tidak batal. Berikut syarat sah puasa:
Lihat Juga : Bacaan Niat Puasa Pengganti Ramadhan
Berdasarkan ajaran Islam, terdapat beberapa doa niat bacaan puasa yang dapat digunakan untuk memulai puasa, berikut doanya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala.”
نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadi min hadzihis sanati ‘an fardhi ramadhana
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri ramadhani hadzihis sanati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala.”
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ramadhana
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”
Lihat Juga : Bacaan Niat Sholat Jenazah
Umat muslim di Indonesia menjalani ibadah puasa selama kurang lebih 13 jam lebih singkat daripada negara lain. Umat Islam akan berbuka puasa apabila telah mendengar adzan maghrib. Sebelum membatalkan puasa, dalam ajaran Islam dianjurkan untuk membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu. Berikut doa berbuka puasa:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’ala rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin
Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah
Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”
Lihat Juga : Bacaan Ayat Kursi
Saat ingin menjalani ibadah puasa, perlu mengetahui bagaimana tata cara dalam melakukannya, sebagai berikut:
Lihat Juga : Doa Qunut Subuh
Selama memasuki bulan suci Ramadhan, untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT perlu mengerjakan amalan-amalan kebaikan. Selain itu, untuk memperoleh berkah lailatul qadar dapat menjalankan ibadah sunnah yang dianjurkan, sebagai berikut:
Lihat Juga : Hukum Bacaan Ikhfa’ Haqiqi
Bagi orang muslim yang menjalankan ibadah puasa mempunyai beberapa keutamaan, baik dari segi agama maupun kesehatan. Berikut ini merupakan beberapa keutamaan orang yang berpuasa:
Lihat Juga : Kata-Kata Bijak Kehidupan
Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah penting bagi umat muslim di belahan dunia. Puasa Ramadhan mempunyai makna spiritual yang dalam, manfaat kesehatan, nilai sosial dan kemanusiaan, serta membantu untuk meningkatkan kesadaran diri, kebersihan hati dan ketaatan pada ajaran Islam. Puasa Ramadhan ialah waktu yang sangat baik untuk merenung dan memperbaiki diri, serta menunjukkan solidaritas dan kepedulian sesama saudara muslim.
Untuk itu, dalam bulan yang penuh dengan berkah ini, harus dimanfaatkan sebaik mungkin supaya mendapatkan keberkahan, rahmat dan nikmat dari Allah SWT. Terima kasih telah membaca, semoga artikel ini bermanfaat bagi semua orang.
Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri dalam kitab Minhajul Muslim, membaca niat puasa Ramadhan lebih baik dibaca sebelum memasuki waktu shalat subuh, waktu berniat sudah dapat dilakukan dari malam hari.
Menurut pendapat ulama, membaca niat puasa dianjurkan untuk dibaca setiap hari, karena puasa Ramadhan merupakan ibadah yang berdiri sendiri dan tidak dapat dikaitkan dengan ibadah lainnya. Dari Hadist riwayat Imam Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa’I dan Ibnu Majah dari Hafshah Ummul Mukminin RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.”
Niat puasa Ramadhan adalah sebuah pengingat bagi diri sendiri karena sedang menjalankan ibadah kepada Allah SWT yakni melakukan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Dengan meniatkan dalam hati yang kuat dan penuh kesadaran, akan memperkuat rasa ikhlas, menambah pahala dan memperbaiki kualitas puasa.
Penulis : Elly Abriyanti Widyaningrum | Editor : Rudi Dian Arifin, Wahyu Setia Bintara
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui