Kita pasti sering melihat adanya perbedaan dalam buah, hewan ataupun manusia. Perbedaan tersebut dinamakan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati merupakan keberagaman makhluk hidup termasuk manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme yang meliputi variasi dalam genetika, spesies, dan ekosistem di suatu tempat atau lingkungan tertentu.
Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki iklim tropis. Letak geografis Indonesia berada di antara dua benua yaitu Asia dan Australia serta dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Kondisi geografis ini menyebabkan Indonesia mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Nah apa saja jenis tingkatan keanekaragaman hayati beserta manfaatnya? untuk lebih jelasnya, simak ulasan di bawah ini.
Ringkasan
Lihat Juga : Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Keanekaragaman hayati merupakan keberagaman pada makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia yang terjadi karena terdapat perbedaan pada ukuran, bentuk, warna, tekstur dan sifat-sifatnya. Biasanya keanekaragaman hayati disebut juga sebagai Biodiversitas. Keanekaragaman hayati yang terdapat dalam ekosistem darat memiliki tingkat keanekaragaman yang lebih besar dibandingkan dengan biodiversitas di wilayah kutub. Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi iklim atau cuaca.
Keanekaragaman hayati memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup. Keanekaragaman ini dapat terjadi karena adanya proses evolusi dan adaptasi. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan menghasilkan pembentukan spesies baru yang berbeda dengan yang sebelumnya. Sedangkan adaptasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berbeda, menghasilkan perubahan pada makhluk hidup yang ada.
Lihat Juga : Macam-Macam Keragaman Budaya di Indonesia
Keanekaragaman hayati dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu tingkat gen, tingkat individu atau spesies dan tingkat ekosistem. Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan di bawah ini:
Keanekaragaman hayati tingkat gen disebut juga sebagai Varietas. Keanekaragaman hayati tingkat gen mengacu pada variasi genetik yang ada di dalam suatu populasi atau spesies. Gen adalah faktor pembawa sifat keturunan yang dapat ditemukan di dalam kromosom. Setiap pengaturan gen akan menghasilkan perbedaan dalam penampilan, baik secara anatomi maupun fisiologi pada setiap organisme. Semakin tinggi keanekaragaman genetik dalam suatu populasi, semakin besar pula potensi adaptasi dan daya tahan terhadap perubahan lingkungan.
Keanekaragaman genetik memiliki peran yang penting dalam menjaga kelangsungan hidup suatu populasi atau spesies, karena memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, melawan penyakit dan menghindari risiko kepunahan.
Keanekaragaman hayati tingkat spesies mengacu pada variasi jumlah dan jenis spesies yang ada dalam suatu wilayah atau ekosistem tertentu. Tingkat ini mencakup berbagai spesies yang berbeda, baik dalam hal morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku, dan genetika. keanekaragaman spesies ini dibagi menjadi tiga parameter utama yaitu kekayaan jenis (species richness), keanekaragaman jenis (diversity) dan kemerataan jenis (evenness). Keanekaragaman spesies yang ada di Indonesia mencakup 8.500 spesies ikan, 1.533 spesies burung, 35 jenis primata, 600 jenis reptil, 270 jenis amfibi dan 38.000 jenis tumbuhan.
Keanekaragaman tingkat ekosistem mengacu pada variasi dan kompleksitas ekosistem yang ada di suatu wilayah atau lokasi tertentu. Keanekaragaman ini terjadi karena adanya perbedaan dalam komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem, termasuk spesies, komunitas, populasi serta faktor lingkungan seperti tanah, air, udara, iklim, dan topografi
Lihat Juga : Pengertian Alat Musik Angklung
Keanekaragaman hayati memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup semua makhluk. Keberagaman hewan, tumbuhan, dan organisme di bumi memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh manusia. Kebutuhan yang terpenuhi bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi juga kebutuhan sekunder. Berikut ini manfaat keanekaragaman hayati dalam berbagai bidang :
Keanekaragaman hayati juga memiliki manfaat dalam bidang ekonomi. Seperti tumbuhan jati sering digunakan sebagai bahan bangunan dan furnitur. Bahkan, sebagian besar hasil hutan flora dan fauna menjadi komoditas ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan bahan baku dalam pembuatan obat. Industri makanan dan industri lainnya memerlukan flora dan fauna sebagai bahan baku dalam produksinya. Oleh karena itu, semakin banyak variasi flora dan fauna yang tersedia, maka pendapatan yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Makanan adalah kebutuhan esensial bagi semua makhluk hidup agar dapat bertahan hidup. Keanekaragaman hayati memiliki peran penting sebagai sumber makanan yang memberikan energi dan nutrisi yang diperlukan. Makhluk hidup, terutama manusia, perlu memiliki asupan energi yang memadai untuk menjalankan aktivitas mereka.
Manusia dapat memperoleh kebutuhan proteinnya dari sumber-sumber hewani seperti telur, daging ikan, dan berbagai jenis hewan laut lainnya. Gizi dan mineral yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mengonsumsi berbagai macam buah dan sayuran. Selain itu, Bahan pakaian yang digunakan manusia juga berasal dari hewan, misalnya kain sutra yang terbuat dari serat ulat sutra yang dipintal menjadi benang. Selain itu, terdapat juga songket dan kain tenun yang terbuat dari beragam serat tumbuhan.
Adanya berbagai jenis hutan sebagai komponen dari keanekaragaman hayati memiliki nilai ekologis yang penting dalam menjaga kelestarian bumi. Hutan berperan dalam memproduksi oksigen dan menyerap karbon dioksida, sehingga udara menjadi lebih segar dan bersih. Selain itu, keanekaragaman hayati juga dapat mencegah efek rumah kaca dan menjaga stabilitas iklim global. Pohon dan organisme lainnya dalam hutan memiliki kemampuan untuk menyerap polusi yang mencemari udara, tanah, dan air.
Terdapat sekitar 940 spesies tumbuhan di Indonesia yang memiliki potensi sebagai bahan obat-obatan dan sekitar 250 di antaranya telah dimanfaatkan sebagai obat herbal. Berbagai jenis tumbuhan sering digunakan sebagai bahan obat, seperti pohon kina yang memiliki kandungan alkaloid dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit malaria. Selain itu, buah mengkudu juga memiliki efek menurunkan tekanan darah yang tinggi.
Bukan hanya tumbuhan saja tetapi daging dari hewan buas seperti ular juga memiliki manfaat dalam pengobatan kulit, terutama untuk mengatasi kulit gatal. Bahkan lemak yang terdapat dalam daging ular juga diyakini memiliki efek penyembuhan terhadap berbagai penyakit kulit yang sering dialami oleh banyak orang.
Keanekaragaman hayati dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Sampai saat ini, masih banyak hewan dan tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya. Semakin banyak jumlah flora dan fauna, semakin maju pula perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, saat ini masih banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui berbagai jenis tumbuhan sebagai obat herbal dan jamu. Selain itu, juga terdapat penelitian tentang persilangan tanaman agar menghasilkan varietas baru yang lebih bagus.
Lihat Juga : Contoh Teks Eksplanasi Berbagai Topik
Ada 3 macam klasifikasi keanekaragaman hayati yaitu sistem alami, sistem buatan dan filogenetik. Untuk lebih lengkapnya, bisa kalian simak penjelasan di bawah ini:
Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri dan hubungan dalam lingkungan alami. Sistem alami ini dikelompokkan berdasarkan persamaan dan perbedaan dalam hal genetika, morfologi, perilaku, dan ekologi. Contohnya, klasifikasi hewan berdasarkan cara bergerak seperti hewan bersayap, hewan bersirip, dan hewan berkaki. Selain itu, klasifikasi tumbuhan berdasarkan biji berkeping seperti biji berkeping satu dan biji berkeping dua.
Klasifikasi keanekaragaman hayati dalam sistem buatan mengacu pada pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kriteria atau aturan yang ditetapkan oleh manusia. Dalam sistem buatan, organisme dikelompokkan berdasarkan persamaan atau perbedaan tertentu yang ditentukan secara sengaja oleh manusia, seperti karakteristik morfologi, sifat genetik, atau hubungan filogenetik.
Sistem buatan sering kali berbeda dengan sistem alami yang lebih didasarkan pada hubungan organisme dalam lingkungan alami. Contoh sistem klasifikasi buatan yang terkenal adalah sistem klasifikasi tumbuhan dan hewan yang dikembangkan oleh Carl Linnaeus dan Aristoteles yang mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuan berpindah dan klorofil.
Sistem klasifikasi filogenetik merupakan sistem klasifikasi keanekaragaman hayati yang berdasarkan tingkat kekerabatan antara taksonomi satu dengan yang lain. Untuk itu, klasifikasi sistem filogenetik dapat disusun berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati pada makhluk hidup atau berdasarkan kesamaan fenotipe. Penyusunan sistem filogenetik ini pernah dilakukan oleh seorang ekolog bernama R. H. Whittaker.
Lihat Juga : Contoh Yel-Yel Pramuka Singkat
Keanekaragaman hayati yang ada seharusnya dilindungi agar tetap terjaga dan tidak mengalami kepunahan. Untuk itu, ada 2 upaya dalam menjaga kelestarian hayati yaitu dengan metode insitu dan eksitu. Untuk lebih detailnya, simak penjelasan di bawah ini:
Cara pelestarian hayati yang melindungi dan melestarikan makhluk hidup di tempat asalnya tanpa dipindahkan ke lingkungan buatan atau tempat lain misalnya pembentukan kawasan konservasi seperti taman nasional, cagar alam, atau kawasan lindung lainnya. Melalui pendirian dan pengelolaan kawasan-kawasan tersebut, habitat alami dan populasi organisme hidup dapat terjaga dan dilindungi.
cara pelestarian hayati untuk melindungi dan melestarikan makhluk hidup dengan memindahkan dari habitat aslinya seperti kebun binatang, taman safari serta taman hutan raya. Tujuan utamanya adalah konservasi, perlindungan, dan pembiakan. Metode ini diterapkan ketika ekosistem tempat makhluk hidup tersebut telah hancur atau rusak total, sehingga memerlukan waktu untuk pemulihan sehingga dapat dihuni kembali.
Selain itu, Metode eksitu biasanya digunakan ketika makhluk hidup menghadapi ancaman serius di habitat alaminya, seperti perusakan habitat, perburuan berlebihan, atau perubahan iklim. Dengan menggunakan metode eksitu, upaya pelestarian dapat dilakukan untuk melindungi makhluk hidup dan mempertahankan keragaman hayati mereka di luar habitat alami.
Lihat Juga : 30 Lagu Nasional Indonesia
Nah itulah penjelasan mengenai keanekaragaman hayati beserta tingkatan, manfaat dan cara pelestariannya. Untuk itu, kita harus selalu melindungi dan menjaga keanekaragaman hayati agar tidak mengalami kepunahan. Dari penjelasan di atas diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai keanekaragaman hayati. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian, jika ada yang masih belum paham bisa Komen di bawah ini.
Suaka Marga Satwa lebih berfokus pada perlindungan dan pelestarian satwa liar. Suaka ini dirancang khusus untuk melindungi dan menjaga populasi serta habitat satwa liar yang dilindungi atau terancam punah. Sedangkan, Cagar Alam lebih berfokus pada pelestarian keseluruhan ekosistem alam, termasuk flora, fauna, dan ekosistemnya. Selain itu, luas Suaka Marga Satwa cenderung lebih kecil sedangkan cagar alam memiliki luas yang lebih besar.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan yaitu Genus Citrus seperti Jeruk bali (Citrus Maxima), jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) dan Famili Poaceae seperti padi (Oryza Sativa), jagung (Zea Mays), dan alang-alang (Imperata Cylindrical). Sedangkan contoh pada hewan yaitu Genus Bos seperti sapi berpunuk (Bos Indicus), sapi potong dan perah di Eropa (Bos Taurus), dan sapi asli Indonesia (Bos Sondaicus). Serta Famili Canidae seperti Serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).
Ada 2 upaya dalam pelestarian hayati yaitu metode insitu seperti taman nasional, cagar alam, atau kawasan lindung lainnya dan metode eksitu seperti kebun binatang, taman safari serta taman hutan raya.
Penulis : Asiyatul Ulfiyah | Editor : Rudi Dian Arifin, Wahyu Setia Bintara
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui