Berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebuah bentuk penghormatan dan pengabdian yang diberikan oleh seorang anak terhadap orang tuanya. Berbakti kepada kedua orang tua juga bentuk kewajiban yang harus dilakukan bagi setiap anak. Budaya saling menghormati, menghargai dan mendukung satu sama lain sangat penting, apabila diterapkan dalam ruang lingkup keluarga.
Hal tersebut akan membuat diri setiap anak akan senantiasa menghormati dan berbakti terhadap kedua orang tuanya. Mewujudkan berbakti kepada orang tua dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti membantu orang tua dalam pekerjaan rumah, memberikan kasih sayang dan perhatian, serta menjaga hubungan supaya tetap harmonis hingga nantinya.
Dalam Islam, berbakti kepada orang tua adalah salah satu ibadah yang sangat dihargai dan disenangi oleh Allah SWT. Hal itu telah disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 23-24, yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu dan bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, sayangilah mereka kedua sebagaimana mereka berdua telah merawatku di waktu kecil.”
Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua ialah kewajiban yang tidak dapat ditawar bagi setiap anak dan akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Berikut ini akan dibahasa lebih lanjut tentang doa kedua orang tua dan manfaatnya dalam kehidupan.
Ringkasan
Lihat Juga : Bacaan Niat Sahur
Birrul Walidain dalam Islam merupakan berbakti kepada orang tua. Dalam bahasa Arab yakni “Al-Birr” mempunyai arti kebajikan atau kebaikan, sementara “Walidain” yang berarti orang tua. Birrul walidain merupakan salah satu bagian dari etika agama Islam yang merujuk pada perilaku atau perbuatan untuk berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Berbuat baik kepada orang tua hukumnya fardhu ain atau wajib bagi setiap muslim.
Jadi, menghormati kedua orang tua adalah kewajiban penting dalam beribadah kepada Allah SWT. Beberapa hadist, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa menghormati kedua orang tua ialah satu dari tiga amalan yang dapat membawa seseorang dapat masuk ke surga. Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang anak dalam agama Islam, karena kedua orang tua mempunyai hak yang sangat besar atas anak-anaknya.
Allah SWT dan Rasulullah sangat menekankan terkait pentingnya berbakti kepada kedua orang tua mempunyai hak yang sangat besar atas anak-anaknya. Hal ini telah disebutkan dalam beberapa hadist, bahwa berbakti kepada orang tua setara dengan jihad di jalan Allah SWT. Dasar hukum untuk berbakti kepada orang tua tertuang dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 36, berbunyi:
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Wa’budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrā
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Dalam Al-Quran disebutkan terkait pentingnya untuk menghormati dan berbakti kepada orang tua yang telah dituangkan dalam surat Al-Isra ayat 23-24, sebagai berikut:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
wa qaḍā rabbuka allā ta’budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna ‘indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
wakhfiḍ lahumā janāḥaż-żulli minar-raḥmati wa qur rabbir-ḥam-humā kamā rabbayānī ṣagīrā
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
Allah SWT pula mengaitkan syukur kepada-Nya merupakan sumber nikmat, kebaikan, karunia dan anugerah dengan syukur kepada orang tua. Sebagaimana dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Luqman ayat 14, berikut ini:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan ‘alā wahniw wa fiṣāluhụ fī ‘āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Selain dalam surat yang telah dijabarkan di atas, terdapat juga surat Al-An’am ayat 151 yang berisi perintah untuk berbakti kepada orang tua, sebagai berikut:
قُلْ تَعَالَوْا۟ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُم مِّنْ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلْفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Qul ta’ālau atlu mā ḥarrama rabbukum ‘alaikum allā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānā, wa lā taqtulū aulādakum min imlāq, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara min-hā wa mā baṭan, wa lā taqtulun-nafsallatī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqq, żālikum waṣṣākum bihī la’allakum ta’qilụn
Artinya: “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).”
Perintah berbakti kepada orang tua terdapat pula pada As-Sunnah, berdasarkan hadist shahih riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya, Rasulullah SAW bersabda “Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua.”
Hadist shahih dari Al Mughirah bin Syu’bah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang harta.”
Menghormati kedua orang tua mempunyai banyak manfaat baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Di kehidupan dunia, menghormati kedua orang tua dapat meningkatkan hubungan keluarga yang penuh kasih sayang dan membantu anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang lebih baik. Sedangkan di kehidupan akhirat, menghormati kedua orang tua dapat menjadi penyebab seseorang diberi rahmat dan keberkahan oleh Allah SWT, serta membuka pintu-pintu surga bagi orang yang melakukannya dengan ikhlas.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslimin, sangat penting untuk menghormati dan berbakti kepada orang tua dan memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang. Meskipun, terkadang hal tersebut tidak mudah dilakukan, dengan menghormati kedua orang tua, kita juga dapat memperoleh berbagai manfaat yang baik bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Lihat Juga : Bacaan Niat Puasa Ganti Ramadhan
Pada ayat Al-Quran yakni surat An-Nisa ayat 36 dan surat Al-Isra ayat 23 yang mana kedua ayat tersebut merupakan perintah untuk tertauhid kepada Allah SWT dan digabung dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua.
Seorang ibu mempunyai kedudukan dan hak yang lebih tinggi, tiga berbanding satu apabila dibandingkan dengan hak seorang ayah, padahal hak seorang ayah terhadap anaknya tentu sangat besar. Dari Abu Hurairah, berkata: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW, kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?’ Dia menjawab, ‘Ibumu’, ia berkata lagi, “kemudian siapa lagi?” Dia menjawab, ‘Ibumu’, ia pun berkata lagi, “kemudian siapa lagi?” Dia menjawab, ‘Ibumu’. Ia pun berkata lagi, “kemudian siapa lagi?” Dia menjawab, ‘bapakmu’.”
Dari Miqdam bin Ma’di Yakrib, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah berwasiat 3x kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat.” (HR. Ibnu Majah)
Dari Atha bin Yassar, berkata “Dari Ibnu ‘Abbas, ada seorang lelaki datang kepadanya, lalu berkata kepada Ibnu Abbas: saya pernah ingin melamar seorang wanita, namun ia enggan menikah dengan saya. Lalu ada orang lai yang melamarnya, lalu si wanita tersebut mau menikah dengannya. Aku pun cemburu dan membunuh wanita tersebut. Apakah saya masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas menjawab: Apakah ibumu masih hidup? Lelaki tadi menjawab: Tidak, sudah meninggal. Lalu Ibnu Abbas mengatakan: kalau begitu bertaubatlah kepada Allah dan dekatkanlah diri kepada-Nya sedekat-dekatnya. Lalu lelaku itu pergi. Aku (Atha’) bertanya kepada Ibnu Abbas: kenapa Anda bertanya kepadanya tentang ibunya masih hidup atau tidak? Ibnu Abbas menjawab: aku tidak tahu amalan yang paling bisa mendekatkan diri kepada Allah selain birrul walidain.” (HR. Al Bukhori dalam Adabul Mufrad)
Dari beberapa hadist shahih yang menjabarkan tentang tingkatan birrul walidain, dapat disimpulkan bahwa ibu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan harus berbakti kepadanya. Selain itu, menghormati dan melaksanakan apa pun yang diperintahkan oleh ibu harus cepat dilakukan tanpa berkata ‘ah’. Kecuali, jika seorang orang tua, baik ibu maupun ayah menyuruh anaknya untuk berbuat dosa, menyekutukan Allah dan lain sebagainya, sebagai anak boleh untuk menentangnya.
Lihat Juga : Bacaan Ayat Kursi
Durhaka kepada orang tua tergolong dalam dosa besar, karena dalam ajaran agama Islam durhaka kepada kedua orang tua ialah pelanggaran terhadap salah satu hak yang paling besar dan suci di kehidupan seorang anak, yakni hak kedua orang tua.
Allah SWT dan Rasulullah SAW sangat menekankan untuk menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua. Salah satu hadist yang menegaskan tentang besarnya dosa durhaka kepada orang tua ialah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya “Tidak akan masuk surga seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.”
Rasulullah SAW secara tegas menyatakan, “Dosa-dosa besar yang paling besar adalah: syirik kepada Allah SWT, membunuh, durhaka kepada orang tua dan perkataan dusta atau sumpah palsu.” (HR. Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin Malik)
Dari hadist dan ayat Al-Quran diatas, jelas bahwasanya durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang harus di hindari oleh setiap anak. Sebaliknya, seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya dengan sepenuh hati akan memperoleh keberkahan dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap anak untuk senantiasa menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua dengan cara yang baik dan benar, serta dengan hati yang tulus.
Lihat Juga : Bacaan Niat Sholat Jenazah
Berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu bentuk penghormatan dan pengabdian oleh anak yang ditujukan kepada orang tuanya. Berbakti kepada orang tua tidak hanya diwujudkan dengan membantu dalam pekerjaan rumah, memberikan perhatian dan kasih sayang, menjaga hubungan supaya tetap harmonis. Melainkan pula dapat dilakukan dengan berdoa untuk kedua orang tua, berikut ini jenis-jenis doa untuk kedua orang tua:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Rabbighfir lii, wa li waalidayya, warham humaa kamaa rabbayaanii shaghiira
Artinya: “Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.”
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا
Allaahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mukminiina wal mukminaat, al-ahyaa’I minhum wal amwaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa, barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa aabaa’inaa, wa ummahaatinaa, wa ajdaadinaa, wa jaddaarinaa, wa asaatidzatinaa, wa mu’allimiinaa, wa li man ahzana ilainaa, wa li ashhaabil huquqi ‘alaynaa
Artinya: “Ya Allah, amounilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz. Guru, mereka yang telah berbuat baik kepada kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.”
Doa untuk kedua orang tua yang telah meninggal dunia, akan lebih baik apabila ditutup dengan doa sapu jagad, sholawat nabi dan surat Al-Fatihah. Berikut bacaannya:
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ
Rabbanaa aatina fid duniaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar, subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘an maa yashifuuna, wa salaamun ‘alal mursalina, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihi, wa shahbihi, wa sallama, wal hamdulillaahi rabbil ‘alamin. Alfatihah
Artinya: “Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para Rasul. Semoga Allah melimpahkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Allahumma rabbannaasi adzhibil ba’sa wasy fihu, wa antas syaafi, laa syifaa-a illa syfaauka, syifaan laa yughaadiru saqaama
Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah penyakit dan berikanlah dia kesembuhan. Engkau dzat yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.”
اللَّهُمَّ اَحْيِنِي مَاكَا نَتِ الْحَيَاةُ خَيْرً الِّى وَتَوَ فَّنِى مَاكَا نَتْ الوَ فَاةُ خَيْرًا لِى
Allahumma ahyini maa kaa natil khayatu khairalli, watawaf fanni adza kaanat aafaatu khiralli
Artinya: “Ya Allah, sembuhkanlah penyakitnya jika itu lebih baik baginya. Dan cabutlah nyawanya jika kematian lebih baik baginya.”
اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، َاْلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ، رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ، وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Allahummaghfirlii dzunuubii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiron, walijamii’il muslimiina walmuslimaati, walmu’miniina wal mu’minaati al ahyaa’I minhum wal amwaati, wataabi’ bainanaa wa bainahum bil khoiraati, robbighfir warham wa annta khoirur raahimiina, walaa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil adhiimi
Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah di antara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah, berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu.”
Lihat Juga : Kata-Kata Bijak Kehidupan
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan sudah menjadi kewajiban bagi setiap anak dalam Islam. Berikut ini bentuk berbakti kepada kedua orang tua yang dapat dilakukan:
Lihat Juga : 30 Lagu Nasional Indonesia
Berbakti kepada kedua orang tua mempunyai banyak keutamaan dalam Islam, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut ini keutamaan dari birrul walidain atau berbakti kepada orang tua:
Dalam Islam, berbakti kepada orang tua dianggap sebagai perbuatan yang sangat mulia dan dicintai oleh Allah SWT. Untuk itu, setiap muslim diharapkan untuk senantiasa menghormati, mengasihi dan berbakti kepada orang tua, baik ketika mereka masih hidup maupun telah meninggal dunia.
Lihat Juga : 34 Lagu Pop Indonesia Terpopuler
Dapat disimpulkan bahwa birrul walidain atau berbakti kepada orang tua merupakan salah satu kewajiban dalam Islam yang mempunyai banyak keutamaan dan pahala besar di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, sebagai umat muslim, harus senantiasa berusaha untuk menghormati dan berbakti kepada orang tua dengan hati yang tulus.
Semoga artikel ini dapat menjadi pengingat bagi semua umat muslim untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua, karena surga berada di telapak kaki ibu dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebahagiaan.
Berdasarkan hadist Abdullah bin Amr bin Ash, berkata: “Datang seorang lelaki kepada Nabi, meminta izin kepadanya untuk berangkat jihad. Maka Rasulullah bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Ia menjawab, ‘Iya’. Rasulullah bersabda, Pada keduanya engkau berjihad”. Dari hadist tersebut menjelaskan bahwa ibadah yang lebih utama dari jihad kifa’I adalah birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua. Birrul walidain lebih diutamakan daripada berjihad yang hukumnya fardhu kifayah, sehingga apabila salah seorang yang ingin berangkat jihad kemudian orang tuanya melarangnya. Maka, dia tidak diperbolehkan untuk ikut pergi berjihad.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh umat muslim bahwa terdapat beberapa hadist yang menerangkan tentang anjuran berbuat baik kepada kedua orang tua. Dari hadist tersebut menekankan bahwa berbakti kepada ibu lebih diutamakan dibandingkan dengan ayah, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika sebagai seorang muslim yang durhaka kepada ibunya tentu dosa yang diterima akan lebih besar. Selain itu, ibu merupakan seorang perempuan yang secara tabi’at ialah manusia yang lemah. Sementara itu, dengan memberikan gangguan terhadap orang yang lemah hukum dan dosanya lebih besar daripada orang kuat atau bisa. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka kepada para ibu, pelit dan tamak, mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah juga tidak menyukai qilla wa qaala, banyak bertanya dan membuang-buang harta”. (HR. Bukhori dan Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Rasulullah bersabda, ‘Sholat tepat pada waktunya’, saya bertanya: kemudian apa lagi?, Rasulullah bersabda: Berbuat baik kepada kedua orang tua. Saya bertanya lagi: Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah bersabda, Berjihad di jalan Allah”. Jadi, berdasarkan hadist tersebut dapat dijelaskan bahwa amalan yang paling baik adalah birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua.
Penulis : Elly Abriyanti Widyaningrum | Editor : Rudi Dian Arifin, Wahyu Setia Bintara
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui