Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, tradisi berpidato dalam konteks keagamaan telah menjadi bagian integral dalam budaya umat Islam. Pidato-pidato agung beliau telah meresap hingga masa kini, mengandung hikmah yang abadi dan relevan bagi kehidupan kita saat ini. Dalam bingkai keagamaan Islam yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan pedoman etika, pidato telah menjadi media yang bermakna untuk menyampaikan ajaran agama dan memotivasi jamaah. Pidato Islami tidak hanya sekadar rangkaian kata-kata, melainkan juga wadah untuk menggugah kesadaran, menguatkan keyakinan, serta menginspirasi tindakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Era modern saat ini, pidato telah berperan sebagai alat penting dalam menyebarkan pesan-pesan penting. Dalam suasana formal maupun santai, pidato memiliki kekuatan untuk mempengaruhi audiens dengan mengandalkan keahlian dalam merangkai kata-kata yang efektif. Meskipun teknologi komunikasi telah berkembang pesat, pidato tetap menjadi cara yang tak tergantikan dalam menghubungkan pelaku pidato dengan pendengar secara langsung, menciptakan ikatan emosional dan intelektual yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran penting pidato Islami dalam memberikan arahan moral, sosial, dan spiritual kepada umat Islam, serta bagaimana kebijaksanaan agama tercermin dalam pidato-pidato yang memotivasi dan mengubah.
Ringkasan
Lihat Juga : Contoh Puisi Berbagai Tema
Pidato merupakan gambaran komunikasi lisan di mana seseorang berbicara di depan audiens dengan tujuan menyampaikan pesan, gagasan, informasi, atau pandangan tertentu. Pidato sering disampaikan dalam acara-acara formal atau resmi seperti pertemuan, perayaan, seminar, acara keagamaan, pidato politik, dan berbagai jenis acara lainnya. Tujuan dari pidato dapat bervariasi, seperti menginspirasi, mendidik, menghibur, atau meyakinkan audiens.
Dalam berpidato, sangat penting untuk memperhatikan penggunaan kata yang dipilih secara tepat dan dikemas dengan baik, agar kata-kata tersebut dapat dirangkai menjadi sebuah pesan yang efektif. Selain hal itu, bagian yang paling utama dalam penyampaian pidato adalah melibatkan penggunaan intonasi suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan gestur yang sesuai untuk menambahkan dimensi emosional dan persuasif pada pesan yang disampaikan.
Pidato adalah sarana yang kuat untuk mempengaruhi opini, menggerakkan tindakan, dan membangun koneksi dengan audiens. Dalam konteks keagamaan, pidato dapat digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai spiritual, mengajarkan ajaran agama, serta memberikan nasihat dan panduan kepada jamaah. Dalam konteks politik, pidato dapat digunakan untuk mengajukan rencana kebijakan, mempengaruhi pemilihan umum, atau mengkomunikasikan visi dan misi seorang pemimpin. Keseluruhan, pidato merupakan bentuk komunikasi yang memiliki pengaruh signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Lihat Juga : 500 Bahasa Sansekerta dan Artinya
Bagi Anda yang ingin mencari referensi terkait pidato islami yang singkat, berikut ini adalah beberapa contoh yang dapat Anda gunakan, yaitu:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan pada siang hari ini untuk bertemu di (tempat, sesuaikan dengan tempat pertemuan). Alhamdulilah kita masih diberikan nikmat sehat, sehingga kita semua masih sempat berkumpul dan saling bersilaturahmi. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit menjelaskan mengenai sifat serta keutamaan-keutamaan dari sabar.
Kata sabar, berasal dari kata sobaro yasbiru, artinya ialah menahan. Menahan pada kata sabar ini memiliki makna yang luas. Bisa dimaknai menahan hawa nafsu, menahan rasa lapar karena berpuasa dan harus menunggu hingga adzan maghrib berkumandang untuk berbuka atau makna menahan terhadap perilaku seseorang yang buruk pada diri kita yang artinya kita bersabar terhadap kezaliman.
Tidak semua orang mampu memperoleh kemenangan serta kenikmatan dari rasa sabar, sebab pada awalnya beberapa orang memang kesulitan untuk menahan beberapa hal. Oleh sebab itu, saudara-saudara perlu selalu dekat pada Allah, agar diberikan kekuatan untuk bersabar dan memperoleh pahala yang luas.
Sebagaimana dengan firman Allah Q.S Al-Baqarah ayat 153
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, maka jadikanlah sabar serta shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.”
Dari penjelasan surat Al Baqarah tersebut, kita tentu sudah mengetahui bahwa Allah selalu memberikan pertolongan pada setiap hamba-Nya yang mau menjalan perintah-Nya dengan segala kerelaan. Dalam ayat tersebut pula, dijelaskan bahwa apabila seseorang mengerjakan shalat wajib serta mampu menahan diri dengan rasa sabar, maka Allah pun menjanjikan pertolongan bagi hamba-Nya yang tengah berada dalam kesulitan.
Menahan atau bersikap sabar tentu bukanlah hal yang mudah, sikap sabar merupakan sebuah ujian, karena ketidakmudahan itulah Allah kemudian menguji hamba-Nya, apakah hamba-Nya mampu lolos dari segala ujian bersabar tersebut?
Apabila kita lolos, maka kita akan selalu memiliki pikiran yang positif serta senantiasa ber-istighfar. Dengan begitu, maka kita pun akan mendapatkan ribuan kemuliaan serta keberuntungan yang akan datang dari pintu mana pun.
Begitulah kira-kira gambaran mengenai sifat sabar serta keutamaan dari sifat sabar di sisi Allah. Sekian pidato dari saya, semoga memberikan manfaat bagi kehidupan semuanya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: gramedia.com
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulilah kita semua masih diberikan kesempatan pada siang hari ini untuk bertemu di (tempat, sesuaikan dengan tempat pertemuan). Alhamdulilah kita masih diberikan nikmat sehat, sehingga kita semua masih sempat berkumpul dan saling bersilaturahmi. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit menjelaskan mengenai ibadah yang selalu serta wajib hukumnya untuk dilaksanakan oleh setiap muslimin dan muslimah, yaitu ibadah shalat.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa shalat merupakan tiang agama, dengan shalat maka kita dapat mencegah seluruh perbuatan keji maupun munkar. Dari penjelasan tersebut, tentu kita telah tahu bahwa dengan melaksanakan shalat dengan benar serta khusyuk, maka artinya kita telah menjalankan satu tiang kehidupan bagi umat muslim. Dengan begitu, kehidupan yang akan dijalani menjadi penuh keyakinan untuk berjalan di jalan yang benar.
Apabila tiang tersebut tidak benar, maka tentu rumah yang sudah kita bangun dengan susah payah akan roboh begitu saja. Banyak orang mengatakan apabila ingin melihat bagaimana sifat dan perilaku seseorang, maka lihatlah ia dari shalatnya.
Apabila shalat kita baik, maka InsyaAllah seluruh amalan yang kita lakukan pun menjadi baik. Sebab, jika kita telah mengerjakan shalat tersebut dengan benar, sepenuh hati serta khusyuk karena Allah, maka artinya kita telah menjalankan shalat dengan totalitas dan menjalankan seluruh hal yang diperintahkan maupun menjauhi larangan Allah sebagai sebuah bukti dari ketaqwaan yang kita miliki.
Namun, apabila kita selalu bersikap seenaknya ketika mengerjakan shalat, entah itu shalat tidak tepat waktu atau seenaknya membaca bacaan shalat, maka sudah bisa dipastikan bahwa amalan yang lain pun tidak akan jauh berbeda dari cara kita melaksanakan shalat. Jadi, mulai saat ini kita mulai intropeksi, apakah shalat yang kita lakukan sudah baik dan benar atau belum.
Selain itu, ada pula hadist yang mengatakan bahwa shalat mampu mencegah dari segala perbuatan keji serta mungkar. Hal ini artinya dengan melaksanakan shalat dengan baik dan benar, maka secara otomatis dapat memengaruhi seluruh jiwa maupun nurani kita.
Jiwa kita pun akan selalu mendapatkan perlindungan dari beragam penyakit hati serta perbuatan tercela yang dapat merugikan orang lain.
Sekian sedikit pidato yang saya sampaikan mengenai ibadah shalat, semoga dapat memberikan manfaat bagi saya dan juga saudara dan saudari sekalian.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: gramedia.com
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulilah kita semua masih diberikan kesempatan pada siang hari ini untuk bertemu di (tempat, sesuaikan dengan tempat pertemuan). Alhamdulilah kita masih diberikan nikmat sehat, sehingga kita semua masih sempat berkumpul dan saling bersilaturahmi.
Bapak dan ibu sekalian, di sini saya akan sedikit membahas mengenai menuntut ilmu. Sebagaimana firman Allah pada surat Al Mujadalah ayat 11, yang artinya ialah “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang yang berilmu dengan beberapa derajat”.
Dalam ayat pada surat Al Mujadalah tersebut, dijelaskan bahwa keutamaan dari orang yang sukarela menuntut ilmu, baik itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Nah, mengapa dengan menuntut ilmu, Allah memberikan banyak manfaat dan keutamaan bagi hamba-Nya? Hal ini karena dengan menuntut ilmu, kita tidak akan buta. Maksud buta di sini ialah, kita jadi mampu melihat segala sesuatu dari sudut pandang manapun yang berbeda-beda, sehingga dengan demikian maka pikiran kita pun akan selalu jernih serta bijak ketika kita akan mengambil segala keputusan.
Contohnya, sejak kecil kita disekolahkan oleh orang tua kita, sehingga kita memiliki kemampuan untuk membaca, berhitung, menulis, menganalisa bahkan mempelajari beragam ilmu-ilmu akademik maupun terapan seperti matematika, biologi, pendidikan agama dan lain sebagainya.
Dengan ilmu-ilmu yang kita semua pelajari dari sekolah, maka wawasan yang kita miliki pun menjadi lebih beragam. Mulai dari fisika, kita menjadi tahu bahwa air dapat berubah wujud, melalui mata pelajaran matematika, kita memiliki kemampuan untuk berhitung. Dengan ilmu agama, kita menjadi mengetahui pengetahuan tentang agama, adab, aqidah akhlak bahkan hingga sejarah dari agama yang kita anut.
Nah, apabila kita hanya berdiam diri saja dan tidak mau menuntut ilmu, maka kita pun akan buntu dari melihat segala sesuatu, terutama pengetahuan mengenai agama yang tentu saja, sebagai masyarakat beragama pengetahuan tentang agama sangat penting.
Itulah keutamaan dari menuntut ilmu dan manfaat yang dapat manusia peroleh. Allah memberikan setiap manusia maupun hewan otak, akan tetapi yang membedakan manusia dan hewan adalah akal. Manusia memiliki akal, oleh karena itu, sebagai manusia dan hamba yang taat, kita perlu memanfaatkan serta merawat apa yang telah Allah beri, dengan menuntut dan memberikan nutrisi berupa pengetahuan dan wawasan yang luas. Sehingga, kita semua akan menjadi manusia yang berakal dan berilmu dan tidak sembarangan dalam bertindak.
Sekian pidato dari saya tentang menuntut ilmu. Semoga pidato saya kali ini akan memberikan manfaat bagi saudara semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: gramedia.com
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hamdan syakirin wasyukurillah wassolatu’ala Rosulillah, Amma ba’du
Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Alloh SWT yang mana beliau telah menciptakan dualism yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, langit dan bumi, bulan dan matahari, air dan api. Sehingga sempurnalah kehidupan manusia di muka bumi. Tak lupa pula solawat beserta salam kepada junjunan kita habibana wanabiyyana Muhammad SAW, yang mana beliau telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang, yaitu dinul islam.
Hadirin rohimakumulloh.
Dewan juri yang saya hormati, teman-teman yang dimulyakan oleh Alloh SWT. Dalam kesempatan yang baik ini saya akan belajar menyampaikan tausiyah yang berjudul Birul Walidain.
Hadirin…
Yang dimaksud Birul Walidain disini adalah berbakti pada Orang Tua. Ketahuilah bahwasanya berbakti pada Orang Tua wajib hukumnya, tak peduli Orang Tua kita siapa, bagaimana pekerjaan dan kehidupannya sehari-hari. Pernahkan terbayang dalam benak kita bagaimana Ibu mengandung kita selama 9 bulan dan melahirkan kita denganmengorbankan nyawanya, tak sampai disitu kita disusuinya selama 2 tahun.
Dan pernahkah terbayang di benak kita, bagaimana keluh kesahnya seorang Ayah bekerja dari pagi sampai petang banting tulang dengan tetesan keringatnya demi menghidupi kita.
Bahkan Allah menegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isro Ayat 23 yang berbunyi:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Yang Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” Al-Isro, Ayat 23.
Hadirin yang dimulyakan oleh Allah SWT.
Betapa agungnya betama mulianya seorang Ibu sampai-sampai Allah menaruh surge di telapak kakinya. Dan Islam agama yang menganjurkan ajaran berbakti kepada Orang Tua untuk meraih surganya Allah, sungguh sangat celaka yang mendapati kedua Orang Tuanya yang masih hidup tapi tidak berbakti kepada mereka sehingga tidak bisa menghantarkan dirinya ke dalam surga. Naudubillahimidalik
“Ingatlah bahwa keridoan Allah ada pada Orang Tua, kemurkaan Allah ada pada murka Orang Tua.” (Hadits Riwayat Tirmizi)
Dan jangan sampai kita menyakiti kedua Orang Tua sehingga membuat mereka meneteskan air mata karena kesalahan kita, Tapi…buatlah mereka meneteskan air mata karena bahagia bersyukur mempunyai anak yang soleh dan berbakti.
Hadirin rohimakumulloh…
Semoga Allah menjadikan kita anak-anak yang soleh dan solehah dan berbakti kepada Orang Tua dan selalu berada di jalan Alloh.
Rupanya sekian dulu tausiyah dari saya semoga kita bisa menancapkan keimanan dan ketakwaan dengan berbalut ilmu yang bermanfaat dan bisa menjadi Muslimin Muslimat sejati.
Allohuakbar…Allohuakbar…
Billahitaufiq walhidayah, Wassalmualaiku Wr.Wb.
Sumber: rudyarra.com
“Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh
Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu.
Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa ashhabihi waman walaahu. ammaa ba’du.
Jemaah yang dirahmati Allah SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal.
Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik.
Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia melalui Nabi Muhammad SAW.
Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur’an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik.
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn.”
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al Baqarah: 195)
Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang dilakukan.
Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT.
Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.
Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.
Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain.
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya).”(QS Al-A’raf: 29)
Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa umat Islam diperintahkan untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas.
Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Sumber: orami.co.id
Lihat Juga : Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di sini. Selawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad saw. para keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya.
Satu di antara amal saleh yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah sedekah. Sedekah sangat pentingbagi kita umat Islam.
Banyak pula ulama yang sepakat bahwa sedekah banyak sekali keutamaannya, terutama bagi mereka yang ikhlas melakukannya. Sebagaimana yang telah jelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 261 yang artinya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.“
Dari firman Allah tersebut sudah jelas kita ketahui bahwa tidak akan ada cerita menjadi jatuh miskin saat seseorang ikhlas memberikan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Justru Allah Swt. akan melipat gandakan sedekah yang dikeluarkan.
Tujuan utama dari bersedekah adalah untuk menyucikan harta serta diri supaya lebih tenteram dalam menjalani kehidupan di dunia yang sementara ini.
Selain hal demikian sedekah memiliki banyak sekali keutamaan apabila dilakukan dengan hati yang benar-benar tulus serta ikhlas. Beberapa keutamaan sedekah yang perlu diketahui untuk memotivasi diri supaya terus bersedekah adalah:
Pertama, dengan adanya sedekah dapat mendekatkan diri kita kepada rahmat Allah Swt. Rasulullah saw. juga bersabda “Sesungguhnya, sedekah itu memadamkan panasnya kubur dan hanyalah seorang mukmin yang mendapatkan naungan pada hari kiamat nanti dengan sedekahnya“. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Kedua, dengan bersedekah maka kita dapat memadamkan murka Allah Swt. Hal ini sejalan dengan hadis riwayat Thabrani dan Ibnu Asakir, “sedekah rahasia (tersembunyi) itu memadamkan amarah ilahi“.
Ketiga, dengan bersedekah kita dapat terhindar dari suul khatimah atau mati dalam keadaan yang tidak baik.
Keempat, sedekah mampu menjadi obat bagi orang yang sakit, sedekah yang tulus dan ikhlas dapat menyembuhkan penyakit.
Sekian apa yang dapat saya sampaikan pada ceramah singkat tentang sedekah ini, kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sumber: bola.com
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin rasa syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat berupa iman, hidayah dan kesehatan yang masih diberikan selama ini, sehingga dapat berkumpul seperti sekarang.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW yang mempunyai jasa besar, mengeluarkan umatnya dari zaman jahiliyah. Semoga kita selalu mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Hadirin yang dirahmati Allah, Bulan Ramadhan menjad waktu paling tepat untuk semua umat memanjatkan doa. Menurut Hadits Riwayat Bukhari Muslim, waktu paling tepat meminta adalah saat sahur.
Menurut hadits tersebut artinya adalah “Waktu sahur adalah sepeeriga malam sekitar pukul 2 dini hari, barang siapa yang berdoa akan dikabulkan, meminta apa saja akan diberi, memohon ampunan pasti mendapatkannya.”
Maka, dari hadits itu tidak ada salahnya memanfaatkan benar waktu tersebut untuk berdoa. Mari tegakkan sholat dan menengadah ke langit, jadi setelah selesai sahur jangan tidur, nanti akan rugi.
Saya kira cukup sekian, apa yang bisa disampaikan mengenai waktu paling tepat berdoa kepada Allah. Jika adal salah kata atau penyampaian kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Sumber: inews.id
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Allah Swt. akan senantiasa memberikan nikmat serta karunia-Nya kepada umat-Nya. Nikmat tersebut harus selalu Anda syukuri kapan saja dan di mana saja. Pada kesempatan hari ini, izinkan saya untuk menyampaikan sepatah dua patah tentang kematian.
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 185. Dalam ayat tersebut sudah jelas bila mana kematian pasti akan menghampiri setiap manusia yang hidup di dunia. Mengenai waktunya, tidak ada satu pun manusia yang mengetahui kapan ajalnya mulai menjemput. Ingatlah saudara–saudaraku, kehidupan di dunia ini hanyalah sementara.
Mulailah untuk memupuk kebaikan dan amalan untuk bekal di akhirat kelak. Itu karena tidak ada yang bisa menolong diri kita sendiri, selain amal perbuatan baik. Allah Swt. telah mempersiapkan surga bagi orang–orang yang selalu berbuat baik. Namun, Allah Swt. akan memberikan neraka bagi manusia yang lalai dalam kehidupannya di dunia.
Maka itu, jangan pernah terlena dengan keadaan yang ada di dunia yang fana ini. Itu semua hanyalah bersifat sementara yang akan diambil kapan pun oleh Allah. Sekian penjelasan tentang kematian dari saya. Semoga kita semua selalu dilindungi dari siksa api neraka.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: liputan6.com
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt., atas segala nikmat yang selama ini telah diberikan sehingga kita dapat berkumpul di masjid ini tanpa halangan suatu apa pun.
Selawat dan salam tidak lupa kita haturkan kepada nabi Muhammad saw., semoga kita termasuk golongan umatnya yang besok di hari kiamat mendapat syafaatnya, aamiin.
Di zaman modern ini teknologi semakin canggih namun manusia justru menjadi kehilangan arah. Seharusnya kemajuan teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Namun, yang terjadi sebaliknya, manusia makin jauh dari Allah Swt.
Bahkan manusia mulai melupakan tugasnya di dunia. Alangkah baiknya jika sebagai hamba-Nya yang beriman teknologi bisa digunakan untuk menyebarkan kebaikan. Contohnya berbagi informasi seputar keutamaan beramal, tips meningkatkan ibadah, dan lain sebagainya.
Sangat disayangkan apabila internet hanya dijadikan sarana menyebarkan informasi yang kurang bermanfaat dan tidak patut untuk dicontoh masyarakat.
Menyebar kebaikan dapat menjadi sebuah amal jariyah, begitu pula saat memberi contoh buruk maka akan menjadi dosa jariyah yang terus-menerus mengalir, walau sudah meninggal.
Semua perbuatan baik maupun buruk akan mendapat balasan. Perbuatan baik tidak hanya mendatangkan pahala saja melainkan juga memperoleh ampunan. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita selalu berbuat baik di mana pun karena ada Allah Swt. yang selalu mengawasi.
Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda yang artinya, “Beribadahlah engkau kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Apabila engkau tidak melihat-Nya maka yakinlah Allah Swt. sedang menyaksikan.“
Jika ingin berbuat baik maka sebaiknya dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena lebih bagus hanya Allah saja yang mengetahuinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya rasa sombong.
Demikian kultum yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua dan terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: liputan6.com
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh, atas rahmat Allah SWT. pada pagi ini kita bisa berkumpul dalam keadaan sehat walafiat serta berbahagia.
Terima kasih pada hadirin yang sudah bersedia hadir pada acara ini, dan mau meluangkan waktu berharganya.
Tanpa perlu berlama-lama lagi saya akan membacakan pidato mengenai keikhlasan.
Sejak kecil, kita selalu diminta agar bisa ikhlas apabila kehilangan sesuatu ataupun terjadi hal yang tidak kita inginkan. Tentunya sikap tersebut tidak mudah serta tidak bisa dilakukan begitu saja.
Dengan melalui banyak proses, tentu saja kita bisa belajar untuk menerima hal sudah terjadi. Misalnya saja kehilangan harta benda yang pastinya akan membuat kita sedih.
Hal tersebut wajar terjadi sebab kita bersusah payah untuk mendapatkannya sehingga sulit untuk melepaskannya.
Bekerja menjadi salah satu hal wajib dilakukan untuk memenuhi kehidupan.
Oleh karenanya, ketika harta benda hilang atau dicuri, pasti ada perasaan kesal serta marah karena tidak mudah mendapatkan itu semua.
Perasaan kesal juga marah tentu wajar terjadi.
Seperti diriwayatkan dalam HR Ahmad dan At Thabrani yang menyatakan Allah SWT. tidak akan memberikan suatu cobaan lebih dari kemampuan hambanya sehingga cobaan kamu alami pasti bisa dilewati.
Cobaan dalam hal harta misalnya. Jika kehilangan suatu hal berkaitan dengan harta mungkin Allah SWT. akan menggantinya dengan lebih baik.
Sekian pidato dari saya, semoga dapat diambil makna yang baiknya. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Sumber: mamikos.com
Lihat Juga : Contoh Naskah Drama Singkat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Alhamdulillahi wa syukurillahi, wala hauwala wa la quwwata illabillah Asyhaduala ilaaha illallah wa asyhaduanna muhammadarrasulullah Allahumma sholli‘ala syaidinia muhammad wa‘ala alihi syaidina muhammad.
Terima kasih para hadirin yang telah hadir pada pagi hari ini dan berkenan mendengarkan pidato yang akan segera saya berikan dengan tema kesabaran.
Ada berbagai jenis kesabaran yang sudah kita rasakan dalam menjalani hidup, juga tentunya tidak mudah untuk menghadapinya.
Menahan nafsu amarah menjadi salah satu hal masih sulit dihadapi. Terkadang kita ingin meluapkan rasa marah tersebut agar merasa tenang.
Padahal, meluapkan amarah tersebut belum tentu membuat hati terasa tenang. Malahan terkadang kita merasa bersalah atau malu.
Berpikir jernih serta berusaha tenang menjadi salah satu sikap perlu diterapkan. Tapi, tetap saja salah satu kekurangan yang dimiliki manusia adalah menahan nafsu.
Seperti diriwayatkan dalam HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah bahwa seseorang yang bisa menahan amarahnya padahal Ia bisa melakukannya maka pada hari kiamat Allah SWT. akan memanggilnya dihadapan seluruh makhluk serta menyuruhnya untuk memilih bidadari.
Bayangkan saja, betapa besarnya pahala dan imbalan bisa kamu dapatkan apabila menahan amarah juga bersikap sabar.
Karena, sikap tersebut memang sulit dilakukan namun manusia pasti bisa menghadapinya.
Sekian pidato yang bisa saya berikan. Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Sumber: mamikos.com
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, terima kasih atas perhatiannya semoga pidato yang akan saya berikan ini bisa bermanfaat bagi para pendengar.
Kita pasti pernah memiliki suatu keinginan namun tidak tercapai, sebetulnya hal ini tidak sepenuhnya suatu kegagalan.
Jika kita sudah berusaha semampu kita bisa, mungkin Allah SWT. ingin menunjukkan suatu hal lebih baik lagi atau menunggu saat tepat untuk memberikannya.
Sehingga, sebagai manusia kita harus bisa berpikir positif, jangan selalu berprasangka buruk dan negatif.
Semua makhluk hidup memiliki takdirnya sendiri, baik dalam mendapatkan rezeki, jodoh, serta kematian. Kita punya waktu masing-masing dan tidak perlu membandingkannya dengan orang lain karena hanya akan membuat hati kita merasa tidak tenang dan dipenuhi rasa iri dengki.
Tentu Allah SWT. membenci perilaku tersebut karena sikap tersebut bisa menumbuhkan rasa benci kepada seseorang dan tentu kita harus bisa mencegahnya.
Jangan sampai kalah dengan rasa benci karena manusia adalah makhluk sempurna yang diberikan akal.
Sehingga, sudah sepatutnya kita bisa berpikir dalam menentukan sikap dan mana perilaku yang lebih baik selain menumbuhkan rasa iri dengki.
Keinginan yang gagal tercapai bisa saja memang bukan jalan diberikan oleh Allah SWT. kita harus yakin, bahwa Allah sudah memberikan jalan terbaik yang sudah menunggu.
Kita hanya harus bisa bersabar karena dalam kehidupan tidak selalu dipenuhi dengan kebahagiaan.
Sekian pidato bisa saya berikan. Semoga pembasahan ini bisa menjadi sebuah pembelajaran menarik dan dapat diterapkan dalam kehidupan.
Selain itu, tidak ada ruginya untuk sabar dalam segala hal. Sekian dari saya Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: mamikos.com
Assalamualaikum wr.wb
Selamat pagi Generasi Muda berkualitas Indonesia. Mari kita panjatkan puji syukur pada Allah SWT, karena kita bisa berada di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Izinkan saya menyampaikan beberapa patah kata bagi saudara sekalian
Apakah teman-teman pernah mempunyai pacar? Atau ada yang mempunyai geng dan suka nongkrong? Dunia remaja yang identik dengan kebebasan perlu mendapatkan pengawasan ekstra. Perubahan hormon dan lingkungan sosial bisa sangat berpengaruh pada kebiasaan remaja tersebut. Di masa ini, perhatian orang tua berperan penting agar remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
Cara mengontrol remaja pun perlu disesuaikan dengan karakternya, seperti dengan memberikan edukasi langsung, menegur, hingga meminta bantuan psikolog. Kesalahan dalam menegur remaja hingga dianggap mengekang justru membuat remaja semakin tertutup hingga berpotensi melakukan pelanggaran.
Waspadai pergaulan bebas yang bisa merusak generasi muda sejak dini. Generasi yang baik akan memberikan kontribusi positif pada Indonesia. Mari kita bangun negeri ini dengan generasi berkualitas. Sekian ceramah dari saya.
Wassalamualaikum wr.wb
Sumber: brilio.net
Assalamualaikum wr.wb
Sebelumnya, mari kita bersama-sama memanjatkan puja dan puji syukur atas nikmat dan rahmat yang Allah SWT berikan kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga terus tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus dan terbebas dari kebodohan dan kejahiliahan. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan memberikan ceramah mengenai pacaran.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pacaran kini sudah menjadi hal yang biasa tengah – tengah kalangan masyarakat indonesia khususnya para remaja. Masyarakat tidak menyadari bahwa pacaran yang dilakukan oleh anak muda zaman sekarang sudah sangat jauh dari kebenaran akhlak seorang muslim yang sebenarnya.
Allah SWT telah beberapa kali mengingatkan kita untuk tidak berpacaran. Karena ketika seorang wanita dan pria sedang berpacaran, maka secara otomatis itu akan menyebabkan perzinahan. Mengapa demikian?
Dengan hanya memikirkan orang yang kita cintai saja kita sudah dapat dikatakan berzina, karena setelah kita memikirkan orang yang kita cintai tidak menutup kemungkinan jika suatu hal negatif pun akan terlintas dipikirannya. Selain zina pikiran ada juga zina mata, yaitu dimana kita sedang memandang orang yang kita cintai dengan penuh nafsu syetan.
Yang lebih parah adalah jika seseorang itu telah melakukan zina perbuatan, yaitu ketika kita sampai bersentuhan atau berbuat hal yang tidak semestinya. Maka Allah akan melaknat orang telah melakukan perbuatan yang demikian. Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran surah Al-Isra’ ayat 32 yang artinya:
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Israa’/17:32)
Untuk itu kita sebagai umat manusia, marilah kita saling mengingatkan satu sama lain agar kita tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Demikian ceramah saya pada kali ini, semoga teman-teman bisa mengambil manfaat dari ceramah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Sumber: brilio.net
Assalamualaikum wr.wb
Hadirin yang Allah muliakan, pada kesempatan kali ini saya akan membahas majelis ilmu singkat mengenai Syukur. Syukur dalam penerapannya mempunyai banyak dimensi dan warna yang berbeda. Syukur dalam agama Islam mempunyai peranan yang penting dalam mengatur tindakan yang berangkat dari hati.
Kalau kita mau melihat fenomena kekacauan yang terjadi pada akhir zaman ini, kita akan mendapati bahwa salah satu akar masalah dari kekacauan tadi adalah kurangnya rasa syukur yang dimiliki oleh manusia dan jauh dari mengingat kematian. Syukur yang benar pasti akan melahirkan perilaku yang baik dan tepat.
Allah berfirman tentang keharusan bersyukur dalam surat Al-Baqarah ayat 152 dan 172, artinya seperti ini:
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar.”
Dalam ayat satunya Allah berfirman yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”
Dua ayat di atas secara jelas memerintahkan kita untuk bersyukur atas apa saja yang Allah beri.
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan pula baginya.” (HR. Muslim)
Dalam ayat yang lain surat An-Nisa’ dan Ibrahim Allah juga berfirman yang artinya:
“Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.”
Pada surat Ibrahim bunyinya seperti ini:
“Dan ingatlah ketika tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Dari dua dalil Al-quran diatas, jelas bagi kita pelajaran yang dapat dipetik, yaitu untuk selalu bersyukur disetiap keadaan yang menimpa kita. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang mengingkari nikmat, sehingga mendapatkan azab dari Allah.
Saya kira cukup sampai di sini majelis ilmu singkat mengenai Syukur ini, semoga kita bisa mengamalkan syukur ini dalam setiap sendi kehidupan kita. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Sumber: brilio.net
Lihat Juga : Daftar Huruf Hijaiyah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang terhormat hadirin kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga pada hari ini kita bisa berkumpul dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tak lupa shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni agama islam.
Saya ingin menyampaikan sepatah dua patah kata tentang tema yang sesuai dengan hari yang spesial ini yakni ‘meneladani akhlak Rasulullah SAW’
Hadirin sekalian, seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW telah diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak umat manusia di muka bumi.
Nabi Muhammad seperti pelita, akhlak dan segala perbuatan dan perkataannya merupakan suri tauladan yang sempurna untuk kita semua.
Untuk itu kita sebagai pengikutnya harus meneladani akhlak dan kisah hidup Beliau.
Hal ini, akan menuntun kita untuk lebih dekat dengan Allah SWT dan mengamalkan syariat islam dengan baik.
Hadirin sekalian, hingga akhir hayatnya, Rosulullah sangat mencintai kita umatnya, maka sudah sepatutnya kita juga mencintai Beliau dengan selalu bersholawat dan juga melaksanakan sunah-sunahnya.
Jika kita berhasil hidup dengan tauladan Rosulullah SAW, Insha Allah hidup kita akan semakin bahagia, dan semakin dekat dengan Allah SWT.
Hadirin sekalian, marilah kita bersholawat dan berdoa untuk Rosulullah SAW dan kita semua agar senantiasa ditunjukkan jalan menuju kebaikan dan keberkahan.
Aamiin.
Sekian dari saya, apabila ada salah kata, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Terima kasih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sumber: artikel.rumah123.com
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin. Assalatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiya iwal mursalin wa ‘ala alihi wasohbihi ajma’in.
Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala…
Yang saya hormati, Bapak/Ibu Tamu Undangan
Serta teman-teman yang senantiasa dirahmati oleh Allah SWT
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kita begitu banyak nikmat, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita bisa menjalani hari-hari dengan bahagia.
Sholawat berhiaskan salam tiada lupa kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di Hari Akhir nanti.
Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;
Apakah kita setuju dengan pernyataan bahwa wanita itu mulia? Agaknya begitu, ya. Tambah lagi dengan semakin menguatnya Islam di muka bumi ini, maka semakin terkesiarlah kemuliaan seorang wanita.
Wanita itu mulia, dan salah satu kemuliaan terbesar dari wanita bisa kita lihat dari sosok malaikat yang ada di dunia ini. Siapa dia? Siapa lagi kalau bukan ibunda.
Sebagaimana diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kalamnya, bahwa surga ada di telapak kaki ibu. Kiasan ini menerangkan kepada kita tentang betapa mulianya posisi wanita, khususnya ibu dalam Islam.
Bahkan, hal tersebut pula ditegaskan pula oleh Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 23 tentang larangan berkata “Ah” kepada orang tua. Itulah sejatinya penguatan tentang tingginya derajat seorang ibu, sekaligus wanita dalam Islam.
Teman-teman yang dimuliakan oleh Allah SWT;
Kemuliaan selanjutnya dari seorang wanita dalam Islam ialah dari segi pakaiannya. Wanita dalam hadis riwayat Imam Muslim diterangkan oleh Rasul sebagai perhiasan dunia. Jikalau sudah begitu, apa kiranya langkah yang bisa dilakukan seorang wanita supaya bisa dipandang sebagai sosok perempuan yang mulia dalam Islam?
Teman-teman yang berbahagia;
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Waqi’ah ayat 23, Allah SWT berkalam:
كَاَمۡثَالِ اللُّـؤۡلُـوٴِالۡمَكۡنُوۡنِۚ
Artinya: “Laksana mutiara yang tersimpan baik.”
Bila kita lihat mutiara, alangkah indahnya ketika mutiara tersebut mampu bersinar. Orang-orang yang memilikinya tentu akan menjaganya, menyimpannya dengan baik di tempat yang baik pula.
Agaknya perempuan muslimah pula demikian. Perempuan adalah mutiara ketika ia bisa menjaga dirinya, menutup sesuatu yang harusnya ditutup; yaitu aurat. Mengenakan hijab yang menutup aurat, menjaga suaranya, hingga menjaga rasa malunya.
Sungguh, wanita yang demikian derajatnya adalah perempuan mulia dalam Islam, laksana mutiara yang tersimpan dengan baik. Berbeda dengan akhir zaman seperti sekarang ini di mana banyak wanita mulai tidak peduli lagi dengan rasa malu.
Imbas hadirnya media sosial, hadir pula wanita dengan sejuta gayanya. Memamerkan auratnya, berjoget ria demi konten, demi follower, komentar, dan likes tanpa peduli lagi dengan fitrahnya sebagai seorang wanita.
Naudzubillah! Semoga keluarga kita, saudara-saudari kita, teman-teman kita dijauhkan dari perilaku yang membuat kemuliaan seorang wanita jadi hancur.
Teman-teman yang berbahagia;
Sejatinya wanita yang mulia ialah mereka yang bisa menjaga dirinya, serta berperilaku layaknya seorang wanita sebagaimana tuntunan Al-Qur’an dan Hadis.
Islam menempatkan wanita sebagai makhluk yang mesti dijaga, dilindungi, serta dididik supaya dari rahimnya lahir seorang penerus bangsa yang taat.
Lebih daripada itu, keindahan seorang wanita dalam Islam pula tidak dipandang dari segi rupa, fisik, hingga gaya sebagaimana acara Idol, Princess, hingga duta yang sering kita lihat di televisi.
Keindahan wanita dalam Islam adalah dari segi lahir dan batin yang tercermin dalam akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik ketika dirinya sedang sendiri, bersama keluarga, atau ketika dirinya berada di tempat umum.
Bapak, Ibu, serta teman-teman yang berbahagia;
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah. Saya akhiri;
Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Sumber: gurupenyemangat.com
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pertama-tama, mari kita ucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa kita ucapkan kepada junjungan umat, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat beliau kelak di padang mahsyar.
Teman-teman sekalian yang berbahagia!
Pada pagi ini, saya akan menyampaikan pidato singkat dengan tema etos kerja Islami.
Sebagai seorang Muslim, kita dituntut untuk selalu menanamkan etos kerja Islami. Bagaimana etos kerja Islami yang diperlukan untuk mencapai hasil yang baik, mulia, terhormat, dan berkah? Jawabannya kembali pada status manusia itu sendiri sebagai makhluk dan hamba Allah.
Manusia diciptakan dengan berbagai kelengkapan potensi yang ada pada dirinya untuk bekerja sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran, surat al-Qashash ayat 77.
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
Oleh sebab itu, bekerja bagi umat Muslim adalah upaya yang sungguh-sungguh dengan menggerakan seluruh aset, pikiran, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menempatkan dirinya sebagai hamba Allah sekaligus bagian dari masyarakat (manusia) yang baik. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Allah, Daud AS, makan dari hasil keringatnya sendiri.” (HR. Bukhari)
Terakhir yang dapat saya sampaikan, manusia diciptakan Allah lengkap dengan anggota tubuh yang memang praktis untuk bekerja, mulai dari tangan, kaki, panca indra, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, Allah SWT juga menciptakan alam dan segala sumber daya yang memungkinkan manusia untuk bekerja menghasilkan sesuatu yang berguna dalam hidup ini.
Allah bahkan menganugerahkan akal pikiran, serta petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Manfaatkan semua itu dengan baik dan maksimal agar kita bisa menjadi Muslim yang sempurna dan berguna bagi sesama.
Demikian pidato singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil agar kita sama-sama berkembang menjadi seorang Muslim yang lebih baik. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: kumparan.com
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin.
Teman-teman yang berbahagia!
Kita percaya bahwa Allah itu Maha Mengetahui. Namun sering kali kita lupa bahwa setiap detik kita berada dalam pengawasannya. Sehingga dalam kesendirian, manakala tidak ada orang yang melihat, kita dapat melakukan kemaksiatan dengan leluasa. Padahal Allah melihat semua perbuatan kita. Inilah yang sering kita lupakan.
Oleh karena lupa bahwa Allah itu selalu mengawasi, maka akan merasa aman apabila secara diam-diam nelakukan kejahatan, me- manipualasi, korupsi, mencuri, berzinah dan sebagainya. Seandainya setiap saat manusia merasa diawasi oleh Allah, maka ia tak akan berani melakukan perbuatan tercela, kecuali orang-orang yang memang durhaka kepada Allah.
Sebagai seorang Muslim yang beriman, kita harus benar-benar percaya bahwa Allah adalah Dzar yang memiliki kemampuan untuk mengetahui gerak-gerik makhluknya, baik dilakukan secara terang-terangan maupun tersembunyi. Diterangkan dalam Al-Quran,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16)
Teman-teman yang saya hormati!
Merasa selalu dalam pengawasan Allah dapat menimbulkan dampak yang positif bagi kepentingan kita kelak di akhirat. Dengan begitu, perbuatan kita akan terkontrol dan cenderung untuk melakukan sesuatu yang bark-baik saja. Yakni perbuatan yang dapat mendatangkan keuntungan di dunia maupun di akhirat.
Kebaikan-kebaikan yang senantiasa kita kerjakan akan nwngantarkannya pada akhir kehidupan dalam keadaan khusnul hatimah orang yang selalu hidupnya berbuat baik, beramal taat, dan menghindari perbuatan maksiat, insyaAllah ia akan mati dalam keadaan yang nenyenangkan.
Demikian pidato singkat ini. Hendaklah kita selalu merasa bahwa Allah selalu mengawasi diri kita dalam setiap kesempatan.
Bilahit taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: kumparan.com
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin.
Pertama, mari kita ucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa kita ucapkan kepada junjungan umat, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat beliau kelak di padang mahsyar.
Ciri seorang muslim sejati adalah jujur. Bukanlah dikatakan Muslim sejati jika seseorang suka berbohong dan menipu. Rasulullah Muhammad Saw. dalam kehidupannya sehari-hari dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya. Karena itu jujur nerupakan akhlak yang sangat baik dan indah menurut pandangan Allah.
Sesungguhnya jika kita hidup di dunia ini memelihara kejujuran, maka kedamaian akan dapat dirasakan oleh seluruh manusia. Orang-orang yang selalu jujur dalam setiap tindakan dan ucapan, maka ia termasuk golongan yang beruntung. Allah berfirman:
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
Artinya: “Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
Demikianlah kemuliaan sikap jujur. Semoga pidato singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Bilahit taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: kumparan.com
Lihat Juga : Bahasa Arab Angka 1 – 100
Dengan demikian, pidato dalam konteks Islami bukan sekadar rangkaian kata-kata, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan ajaran agung dengan kehidupan sehari-hari umat Islam. Dalam setiap kalimat yang diucapkan dengan tulus dan penuh keyakinan, terdapat potensi untuk menggugah jiwa, meningkatkan refleksi, dan menginspirasi perbuatan baik. Oleh karena itu, marilah kita terus menghormati tradisi pidato Islami sebagai bentuk komunikasi yang mendalam, yang tidak hanya membangun pemahaman tentang ajaran agama, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan spiritual dan moral dalam diri kita.
Pidato merupakan bentuk komunikasi lisan di mana seseorang berbicara di depan audiens dengan tujuan menyampaikan pesan, gagasan, atau informasi tertentu.
Tujuan utama pidato adalah untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens secara efektif, menginspirasi, memotivasi, mendidik, atau mempengaruhi pendapat dan tindakan mereka.
Pidato memiliki peran penting dalam konteks keagamaan karena dapat digunakan untuk menyebarkan ajaran agama, memberikan nasihat moral, dan menginspirasi umat untuk mempraktikkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis : Elly Abriyanti Widyaningrum | Editor : Rudi Dian Arifin, Wahyu Setia Bintara
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui