Chairil Anwar (1922-1949)adalah seorang penyair terkemuka di Indonesia yang berdarah Minangkabau. Selama hidupnya, Chairil Anwar telah menulis sekitar 94 karya termasuk 70 puisi. Pada waktu itu dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, dia telah dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45 juga sebagai pelopor puisi modern Indonesia.
Tahun 1940 Chairil Anwar mulai menggeluti dunia sastra. Setelah puisi pertamanya dipublishkan pada tahun 1942, dia terus menulis. Karya – karya yang dia tulis diantaranya “Deru Campur Debu”, “Tiga Menguak Takdir”, “Aku”, “Aku Berkisar Antara Mereka”,dan masih banyak karya lain diterbitkan.
Seorang sarjana sastra Indonesia asal Belanda bernama A. Teeuw mendeskripsikan Anwar sebagai “penyair yang sempurna”, juga seorang penerjemah asal Amerika Serikat Burton Raffel mendeskripsikannya sebagai “tokoh sastra terbaik di Indonesia”. 28 April 1949, tanggal kematiannya dirayakan sebagai Hari Puisi Nasional.
Lihat Juga : 30 Quotes B.J Habibie, Terkenang Sepanjang Masa
Di artikel ini penulis akan memberikan kata kata bijak Chairil Anwar yang bisa anda petik maknanya…
“Tuhanku
– Chairil Anwar
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu.”
“Nasib adalah kesunyian masing-masing.”
– Chairil Anwar
“Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar.”
– Chairil Anwar
“kami coba simpan nestapa…
– Chairil Anwar
kami coba kuburkan duka lara…
tapi perih,
tak bisa sembunyi.
Ia menyebar kemana-mana…”
“Hidup hanya menunda kekalahan.”
– Chairil Anwar
“Rumahku dari unggun-timbun sajak
– Chairil Anwar
Kaca jernih dari luar segala nampak.”
“Kulari dari gedong lebar halaman
– Chairil Anwar
Aku tersesat tak dapat jalan.”
“Kemah kudirikan ketika senjakala
– Chairil Anwar
Di pagi terbang entah ke mana.”
“Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
– Chairil Anwar
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu.”
“Yang terampas dan yang putus…
– Chairil Anwar
Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
Malam tambah merasuk, rimbajadi semati tugu.
….”
“Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan.”
– Chairil Anwar
“Hidup hanya menunda kekalahan, tambah terasing dari cinta sekolah rendah, dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan, sebelum pada akhirnya kita menyerah.”
– Chairil Anwar
“Aku hidup
– Chairil Anwar
Dalam hidup di mata tampak bergerak.”
“Manisku jauh di pulau,
– Chairil Anwar
Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.”
“Hidup berlangsung antara buritan dan kemudi. Pembatasan cuma tambah menyatukan kenang.”
– Chairil Anwar
“Baik, baik aku akan menghadap Dia
– Chairil Anwar
Menyerahkan diri dan segala dosa.”
“Sebuah sajak yang menjadi adalah sebuah dunia. Dunia yang dijadikan, diciptakan kembali oleh si penyair.”
– Chairil Anwar
“Kami sama pejalan larut
– Chairil Anwar
Menembus kabut”
Lihat Juga : 277 Quotes Fiersa Besari, Penulis & Pemusik Indonesia
“Sekeliling kita hanya berani menjadi sebagian dari mereka sendiri, yang paling disingkirkan ialah untuk membulat, menjadi diri mereka sendiri. Sekeliling kita hanya mencontoh. Contoh yang diturutnya ialah contoh yang dipilihkan baginya karena desakan-desakan, keadaan-keadaan sekeliling mereka pula.”
– Chairil Anwar
“Tuhanku
– Chairil Anwar
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling.”
“Aku hidup dan berada dalam seluruhnya. Aku sendiri yang berhak atas kebenaran diriku. Dan kenikmatan yang terasa dalam berbuat sesuatu menandakan bahwa aku memang musti melakukannya.”
– Chairil Anwar
“Aku menyeru – tapi tidak satu suara
– Chairil Anwar
membalas, hanya mati di beku udara.”
“Sesudah masa mendurhaka pada Kata kita lupa bahwa Kata adalah yang menjalar mengurat, hidup dari masa ke masa, terisi padu dengan penghargaan, Mimpi, Pengharapan, Cinta dan Dendam manusia.”
– Chairil Anwar
“Kami cuma tulang-tulang berserakan
– Chairil Anwar
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan.”
“cayaMu panas suci
– Chairil Anwar
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi “
“Jadi
– Chairil Anwar
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan.“
“Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak
– Chairil Anwar
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak.“
“Ada juga kelepak elang
– Chairil Anwar
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan.”
“Hancurkan lagi apa yang kau perbuat,
– Chairil Anwar
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.
Tidak minta ampun atas segala dosa,
Tidak memberi pamit pada siapa saja!”
“Hujan mengucur badan
– Chairil Anwar
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan.“
“Kapal, perahu tiada berlaut
– Chairil Anwar
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.”
“Perahu melancar, bulan memancar
– Chairil Anwar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.”
“Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat,
– Chairil Anwar
mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,
selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa.”
“Di air yang tenang, di angin mendayu
– Chairil Anwar
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”
“Dia bertanya jam berapa?
– Chairil Anwar
Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti .”
Lihat Juga : 112 Quotes Pidi Baiq, Seniman Multitalenta Indonesia
“Sampai di puncak. Sepi memagut,
– Chairil Anwar
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti
Sepi.“
“Siapa berkata-kata?
– Chairil Anwar
Kawanku hanya rangka saja
Karena dera mengelucak tenaga.”
“Tiada lagi. Aku sendiri.”
– Chairil Anwar
“Tuhanku
– Chairil Anwar
aku mengembara di negeri asing .”
“Berjalan
– Chairil Anwar
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.“
NOTE: Kutipan diambil dari beragam sumber.
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui