Seorang pengasuh pondok pesantren bernama KH Achmad Mustofa Bisri, ramah dipanggil Gus Mus. Beliau lahir di kota Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 10 Agustus 1944 saat ini umurnya 73 tahun. Gus Mus mengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh di Rembang dan juga menjadi Rais Syuriah PBNU.
Selain mengasuh Pesantren, Gus Mus juga mendeklarasikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan perancang logo partai PKB yang dipakai hingga saat ini. Selain seorang Kyai, ternyata Gus Mus merupakan seorang penyair, penulis, pelukis, novelis, sekaligus budayawan da cendekiawan muslim.
Jabatan yang beliau jalani sebagai Rais Syuriah PBNU, Anggota Dewan Penasihat DPP PKB, kemudian pemimpin Podok Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang.
Beliau terkenal sebagai kyai yang bersahaja dan pembelajar bagi para ulama dan umat. Gus Mus juga merasa tidak cocok dengan dunia politik, walaupun beliau telah memberi pandangan baru dalam kehidupan sosial politik bagi para ulama. Beliau lebih menekuni dan memilih dunia sastra. Gus Mus bisa menguasai tiga bahasa yakni bahasa Arab, Inggris, dan Prancis dan menjadikannya meggemari buku sebagai penulis.
Beberapa karya tulis dri KH Mustafa Bisri adalah: Ensiklopedi Ijmak, Proses Kebahagiaan, Pokok Pokok Agama, Kimaya Sa’adah, Nyamuk yang Perkasa dan Awas, dan Manusia. Kemudian ia juga menciptakan kumpulan puisi OHOI, Tadarus, Pahlawan dan Tikus, Rubayat Angin dan Rumput, Mahakiai Hasyim Asy’ari, Al-Muna, dan masih banyak lainnya.
Lihat Juga : 18 Petuah KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdlatul Ulama
Sebagai Kyai, jiwa seni yang dimiliki Gus Mus ini juga terpandang. Bahkan beliau sudah membuat pameran lukisan miliknya sebanyak 99 lukisan amplop, lukisan bebas 10 karya hingga 15 karya kaligrafi. Hal tersebut dilakukannya pada tahun 1998, tepatnya di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.
Masa pendidikan Gus Mus cukup luas diriwayatkan sehingga menyokong prestasinya dalam berkiprah seperti saat ini. Beliau telah tamat sekolah dasar pada tahun 1956. Kemudian sekolah ke tsanawiyah hanya setahun karena kendala keluar. Namun keluarganya mendukungngya untuk lanjut.
Gus Mus akhirnya masuk sekolah Pesantren Lirboyo, di Kediri dalam dua tahun. Lalu pindah ke Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Disana ia diasuh oleh KH. Ali Maksum dalam waktu tiga tahun. Setelah usai menempuh pendidikan di Pesantren, ia kembali ke Rembang dan mengaji bersama didikan ayahnya.
Namun dari sana, ia tetap melanjutkan pendidikan kuliahnya. Pada tahun 1964, Gus Mus menempuh pendidikan ke Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Beliau mengambil jurusan studi Keislaman dan Bahasa Arab. Ternyata di Universitas itu ia juga bersahabat dan seangkatan dengan mantan presiden Indonesia, Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid.
Mereka belajar dan membentuk Perhimpunan Pelajar Indonesia yang pada saat itu pengurusnya adalah Gus Dur. PPI tersebut juga membuat majalah, Gus Mus lah yang membantu mengisi beberapa lembar kosong karya majalah tersebut dengan beberapa untaian puisi. Itulah ringkasan pendidikan Kyai Mustafa Bisri atau Gus Mus.
KH. Achmad Mustafa Bisri memiliki istri bernama Siti Fatimah dan dikaruniai 6 anak perempuan serta satu anak laki-laki. Gus Mus juga merupakan sosok tokoh yang teladan. Beliau juga berdakwah kepada umat, dengan sifat kepribadian yang sederhana, santun dan mudah dimengerti setiap komunitas sosial.
Oleh karena dakwahnya bisa diterima oleh banyak orang. Selain itu ketekunannya sebagai seorang budayawan yang selalu aktif, menulis kolom, menulis puisi, cerpen di beragam media masa yang ada.
Pada tahun 2015 silam, Gus Mus juga mendapatkan penghormatan dari Bapak Presiden Joko Widodo sebagai Bintang Budaya Parama Dharma pada acara yang dilangsungkan di Istana Negara Indonesia. Pada tahun 2017, Gus Mus juga seorang ulama pertama Indonesia yang menerima penghargaan “Yap Thiam Hien”.
Acara tersebut digelar pada malam penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2017, tepatnya di Aula Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat. Dalam perjuangan dan tegaknya nilai-nilai hak asasi manusia, Gus Mus memiliki perhatian besar dari gagasan dan pemikirannya.
Dari sisi lain beliau, ia telah banyak memberikan pemahaman toleransi dan menghargai beragam perbedan bagi masyarakat, karena masyarakat Indonesia adalah bangsa multikultural. Memang beliau tidak memperlihatkan aksi-aksi demonstrasi, namun seorang Gus Mus bisa menorehkan pemikiran dan gagasan dari berbagai keberagaman lewat dalam tulisan hingga tutur kata kepada seluruh umat santrinya.
Pelajaran untuk saling menghargai perbedaan masing-masing memang dibutuhkan dan harus diterapkan semua umat. Cukup singkat ulasan mengenai kehidupan KH. Achamd Mustafa Bisri, semoga bisa diambil beberapa manfaat dari ilmu yang tersirat.
Lihat Juga : 213 Quotes Abdullah Gymnastiar, Ustadz Populer Indonesia
Dibawah ini merupakan kutipan bijak yang beliau sampaikan, simak kata-kata bijak berikut ini!
“Kesombongan tidak mampu menutupi kebodohan, bahkan justru memperjelas. Kebodohan hanya bisa terkikis oleh kerendahan hati untuk terus belajar.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Jika kau bergembira, perlihatkanlah kegembiraanmu, agar orang di sekitarmu ikut gembira. Tapi bila berduka, jangan perlihatkan kecuali kepada-Nya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Apa yang tidak mengingatkanmu kepada-NYA? lalu apa yang membuatmu lupa?”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Perbedaan adalah hal yang fitri. Maka upaya penyeragaman merupakan upaya sia-sia.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Allah yang maha pengasih dan penyayang hanya mengasihsayangi hamba-hambanya yang memiliki rasa belas kasihan.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Kita perlu berusaha selalu berbuat baik kepada hamba Allah; bukan demi mendapatkan balasannya, tapi demi mendapatkan Ridha-Nya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Tidak ada alasan untuk tak bersedekah kepada sesama. Karena sedekah tidak harus berupa harta. Bisa berupa ilmu, tenaga, bahkan senyum.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Bila apa yang engkau harap-harapkan lambat datangnya, yakinlah bahwa Allah sedang menguji kesabaranmu.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Berfikir sama pentingnya dengan berdzikir. Mengapa orang sering dinjurkan untuk berdzikir sedang yang berfikir sering dianggap kafir.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Boleh jadi dosa yang kita anggap remeh adalah dosa besar di sisi Allah. Maka kita perlu selalu berhati-hati dan banyak beristigfar kepada-NYA”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Adil itu lbh dekat kepada takwa. Takwalah kepada Allah.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Berikhtiarlah sambil berdoa kepada Allah. Karena hasil ikhtiarmu tidak di tanganmu. Tapi di tangan-Nya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita bisa dan lebih baik mengambil manfaat dari kelebian orang daripada sibuk dengan kekurangannya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Menghormati orang lain adalah bagian dari menghormati diri sendiri.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Kalau pengajian-pengajian itu jelas pengaruhnya pada jamaah sih tidak masalah. Ini tidak. Pengajian-pengajian yang begitu intens dan begitu tinggi volumenya itu sepertinya hanya masuk kuping kanan dan langsung keluar lagi dari kuping kiri. Tak membekas. Buktinya mereka yang bakhil ya tetap bakhil; yang hatinya kejam ya tetap kejam; yang suka berkelahi dengan saudaranya ya masih terus berkelahi; yang bebal terhadap penderitaan sesama juga tidak kunjung menjadi peka; yang suka menang-menangan ya tidak insaf. Pendek kata, seoalah-olah tidak ada korelasi antara pengajian dengan mental yang diberi pengajian.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Malaikat tidak pernah salah, setan tidak pernah benar. Manusia bisa salah dan benar, maka kita dianjurkan saling mengingatkan bukan menyalahkan.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Dijelek-jelekin kan tidak berarti jelek. Kalau membalas jelek-jelekin, malah jadi jelek dan membenarkan ucapan orang yang jelek-jelekin.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Persoalan pribadi kita janganlah kita biarkan mempengaruhi dan merusak hubungan baik kita dengan sesama.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Menghormati tamu itu merupakan anjuran Rasulullah; jadi siapapun tamu kita, mesti kita hormati. Muslim yang baik ialah yang dapat menundukkan rasa suka dan tidak sukanya demi melaksanakan ajaran Rasulnya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Orang yg paling lemah ialah orang yang tidak mampu mendapatkan teman. Lebih lemah lagi: orang yang mendapatkannya dan menyia-nyiakannya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
”Bila mengubah sikapmu sendiri engkau kesulitan, bagaimana engkau hendak engubah sikap orang lain?”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
Lihat Juga : 50 Quotes Buya Hamka, Ulama & Sastrawan Indonesia
“Tradisi yang baik memang perlu kita lestarikan, tapi yang buruk apa mesti kita lestarikan? kalau begitu apa bedanya kita dengan kaum jahiliyah yang dahulu mengecam Nabi kita yang mereka anggap merusak tradisi yang sudah lama dijalankan nenek-moyang mereka?”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Ada yang sibuk memperdebatkan ibadah, hingga tak sempat ibadah.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Berbuat baik sajalah dan biarkan mereka yang menerima kebaikanmu yang mengingatnya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan. Marilah saling melengkapi dan menyempurnakan untuk mencapai kebahagiaan sempurna, kebahagiaan kita bersama.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Kecantikan batiniahmu dapat memperelok lahiriahmu dan tidak sebaliknya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Sering kali pilihan Tuhan untuk kita tidak seperti yang kita inginkan. Baru belakangan kita ketahui bahwa pilihan-NYA yang terbaik.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Dalam mengajak kebaikan, bersikap keraslah kepada diri sendiri dan lemah lembutlah kepada orang lain. Jangan sebaliknya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Sebelum Anda menasihati orang banyak, sudahkah Anda menasihati diri Anda sendiri?”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Aku teringat apa yang kubaca tentang tablig Rasulullah SAW yang santun dan lembut. Benar-benar mengajak. Tak pernah Rasulullah tunjuk hidung. Jangan-jangan dalam bertablig panutan mubalig-mubalig itu bukan Rasulullah, pikirku. Lalu siapa?”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Orang yang tidak mampu melihat kekurangannya sendiri, sulit bisa melihat kelebihan-kelebihan orang lain.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Sebelum menendang, perlu engkau sadari bahwa engkau akan berdiri dengan satu kaki saja.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Berbahagialah mereka yang tidak mempunyai sesuatu untuk dikatakan dan diam.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Boleh berhenti sekolah, tapi jangan berhenti belajar.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Iman tidaklah sekedar ucapan, tapi amanah dan tanggung jawab.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Tak hanya R. A. Kartini. Menurutku semua perempuan yang menghargai dirinya, menghargai dan menginginkan kemajuan sesamanya, Harum namanya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Penampilan luar orang belum tentu menggambarkan pribadinya, bahkan seringkali kita terkecoh kalau hanya melihat penampilan seseorang. Bukankah kita sering melihat orang yang tampaknya sopan dan halus, ternyata tabiatnya suka menghasut.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Kebencian yang bercampur dengan iri dengki menyebabkan orang kalap dan seringkali menghalalkan segala cara.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Bila tak mampu memberi manfaat, janganlah berbuat mudarat.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Geram pada malam tak hilangkan kelam, murka pada siang tak sirnakan bayang.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Sebesar apa pun masalah kita, akan terasa kecil bila kita benar-benar yakin mempunyai Tuhan yang Maha Besar.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Berpikirlah sebelum bertindak, mencakup juga berpikir sebelum bicara dan sebelum menulis.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Adalah terlalu berani membawa ayat-ayat dan sunah Rasul SAW untuk kepentingan politik praktis. Itu merupakan pelecehan dan sekaligus membuat umat bingung. Lihatlah, tokoh partai ini menggunakan ayat dan hadis ini untuk mendukung partainya. Apa ini tidak membingungkan masyarakat? Bila kemudian, dengan menggunakan sabda Allah dan Rasul-Nya, masyarakat awam meyakininya sebagai kebenaran mutlak, apa tidak terjadi sikap mutlak-mutlakan antar pendukung partai? Kalau tidak mengerti politik, mbok sudah, rela saja tidak usah berpolitik, daripada membawa-bawa agama. Apakah tokoh-tokoh yang suka membawa-bawa ayat dan hadis itu tidak memikirkan akibatnya di dunia maupun di akhirat kelak? Bagaimana kalau masing-masing pendukung yang awam itu meyakini bahwa mendukung partainya sama dengan mendukung agama dan memperjuangkan partainya sama dengan jihad fi sabilillah?”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
Lihat Juga : 20 Kutipan KH. Maimun Zubair, Ulama Kharismatik Indonesia
“Beruntunglah mereka yang tahu kapan harus bicara, kapan harus diam dan selalu berusaha agar diam dan bicaranya bermanfaat.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Sombong ialah lebihan ketololan dimana pemiliknya tak tahu harus dikemanakan.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Orang yg hanya mendengarkan suaranya sendiri, apa bedanya dengan orang tuli?”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Orang akan tetap pandai selama dia terus belajar. Bila dia berhenti belajar karena merasa sudah pandai, mulailah dia bodoh.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Caci maki dan fitnah sama sekali bukanlah argumentasi dan jauh dari akhlak Islami.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Upayakan agar minimal orang yang engkau sayangi menjadi baik atau lebih baik, setidaknya dengan mendoakannya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Setiap hari kita perlu berusaha menambah amal baik sesederhana apa pun. Setidaknya berusaha menghindari perbuatan buruk sekecil apa pun.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Hamba yang percaya dan berbaiksangka kepada Allah, tidak penakut dan tidak kikir.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Orang itu kan macam-macam tabiatnya. Ada yang kasar, ada yang lembut. Ada yang sopan, ada yang tidak. Kita sendiri memang harus berusaha menjadi orang yang lembut dan sopan, tapi kan tidak harus membenci mereka yang belum bisa bersikap begitu.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Orang baik ialah orang yang mengingat kebaikan orang kepadanya dan melupakan kebaikan sendiri kepada orang lain.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Belajar mendengarkan dengan baik, memudahkan kita bicara dengan baik.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Amal makruf dan nahi munkar seharusnya disampaikan dengan cara yang makruf juga.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Sering-sering memamerkan kegagahan sering kali malah menunjukkan kekerdilan.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Berusahalah membalas kebaikan orang, meski dengan sekedar berdoa baik untuknya. Tapi jangnlah mengharap balasan keabaikanmu kepada orang.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Manusia yang benar-benar beriman kepada Allah dan istiqamah, tidak akan pernah merasa khawatir dan sedih. Inilah kebahagiaan hakiki.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Seperti ujian kenaikan kelas, jika Allah menghendaki menaikkan derajat hambaNya, Dia akan mengujinya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Cobaan yang berupa anugerah tidak kalah gawatnya dibanding cobaan yang berupa penderitaan.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Kerendahanmu tidak akan terangkat dengan merendahkan orang lain.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Sederhana saja. Jangan lakukan terhadap orang lain, apa yang kamu tak ingin orang lain melakukannya terhadapmu.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Jangan berlebihan membenci. Nanti engkau akan menghalalkan segala cara untuk mendiskreditkan orang yang engkau benci. Dan engkau sendiri yg rugi.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Berlebihan dalam mencintai maupun membenci, bisa menghilangkan akal sehat.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Nasihat “Berpikirlah sebelum bertindak”, mencakup juga berpikir “sebelum bicara” dan “sebelum menulis”.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
“Bebaskanlah dirimu dari belenggu penjajahan siapa dan apa saja, kecuali Allah, maka engkau akan merasakan betapa nikmatnya kemerdekaan yang sesungguhnya.”
– KH. Achmad Mustofa Bisri
NOTE: Kutipan diambil dari beragam sumber.
Discussion | 0 Comments
*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui