Primate (2026) adalah film horor survival tentang keluarga yang terjebak teror simpanse peliharaan terinfeksi rabies. Sinopsis lengkap, pemeran, dan alasan...

Primate (2026) - (Image credit: Paramount Pictures)
Film horor–survival Primate siap menghadirkan ketegangan ekstrem ke layar lebar pada Januari 2026. Mengusung premis sederhana namun mencekam, film ini mengeksplorasi bagaimana ikatan keluarga, naluri bertahan hidup, dan bahaya tak terduga saling bertabrakan dalam situasi paling brutal.
Berawal dari liburan tropis yang tampak sempurna, Primate perlahan berubah menjadi kisah horor psikologis tentang kepercayaan, kehilangan kendali, dan teror yang datang dari sesuatu yang selama ini dianggap jinak.
Kisah Primate berfokus pada sebuah keluarga yang menghabiskan waktu liburan di sebuah lokasi tropis terpencil. Bersama mereka, ikut pula Ben, seekor simpanse peliharaan yang telah lama menjadi bagian dari keluarga tersebut. Awalnya, Ben tampak jinak, cerdas, dan bersahabat bahkan diperlakukan layaknya anggota keluarga sendiri.
Namun segalanya berubah drastis ketika Ben terinfeksi rabies. Penyakit mematikan ini memicu perubahan perilaku ekstrem, mengubah Ben menjadi makhluk agresif dan tak terkendali. Serangan demi serangan mulai terjadi, memaksa keluarga tersebut menghadapi kenyataan pahit: ancaman terbesar justru datang dari sesuatu yang paling mereka percaya.
Di tengah isolasi, minimnya bantuan, dan rasa takut yang terus meningkat, keluarga ini harus memilih antara rasa sayang, logika, dan insting bertahan hidup. Primate bukan sekadar film tentang hewan buas, melainkan tentang batas kemanusiaan saat rasa aman benar-benar runtuh.

Berbeda dari film horor hewan pada umumnya, Primate tidak mengandalkan jumpscare semata. Ketegangan dibangun perlahan melalui atmosfer, perubahan perilaku karakter, dan rasa tidak nyaman yang semakin intens seiring waktu.
Ancaman rabies yang nyata dan bersifat medis membuat horor dalam film ini terasa lebih dekat dengan dunia nyata. Penonton diajak menyaksikan bagaimana penyakit dapat menghapus naluri jinak, sekaligus menghancurkan hubungan emosional antara manusia dan hewan.
Film ini juga menyoroti konflik batin para karakter: antara rasa bersalah, ketakutan, dan keputusan sulit yang tidak memiliki jawaban benar.
Film ini didukung oleh jajaran pemeran yang kuat dari berbagai latar belakang genre:
Kehadiran Troy Kotsur, aktor pemenang Academy Award, menjadi salah satu sorotan utama yang menambah bobot emosional dan kualitas akting dalam film ini.

Rabies sebagai ancaman utama memberikan rasa takut yang tidak fantastis, tetapi sangat mungkin terjadi. Ini membuat horor terasa lebih membumi dan mengganggu secara psikologis.
Film ini mengeksplorasi hubungan manusia dan hewan peliharaan secara mendalam, lalu menghancurkannya secara perlahan di hadapan penonton.
Latar tropis yang awalnya indah justru menjadi penjara mematikan. Minimnya akses bantuan memperkuat rasa putus asa dan kepanikan.
Alih-alih ledakan teror instan, Primate membangun ketegangan yang stabil hingga klimaks, membuat penonton terus berada dalam kondisi waspada.

Di tengah tren film horor yang dipenuhi elemen supernatural, Primate hadir dengan pendekatan berbeda: ketakutan yang lahir dari realitas biologis dan psikologis. Film ini menantang penonton untuk merenungkan batas antara kasih sayang dan keselamatan.
Bagi penggemar film seperti Cujo, The Grey, atau horor survival berbasis alam liar, Primate berpotensi menjadi salah satu film horor paling mengganggu di awal 2026.
Primate (2026) bukan sekadar film tentang hewan buas, tetapi tentang bagaimana manusia bereaksi ketika cinta, logika, dan rasa takut saling bertabrakan. Dengan cerita yang intens, akting kuat, dan pendekatan horor realistis, film ini menjanjikan pengalaman menegangkan yang membekas lama setelah lampu bioskop menyala kembali.
Bagi pencinta horor survival dengan nuansa psikologis, Primate adalah tontonan yang patut masuk daftar wajib tahun depan.
(Image credit: Paramount Pictures)