Simak ulasan lengkap serial prekuel Game of Thrones terbaru, A Knight of the Seven Kingdoms, yang tayang 18 Januari 2026...

A Knight Of The Seven Kingdoms (Image credit: hbomax.com)
HBO Max akhirnya merilis trailer final untuk A Knight of the Seven Kingdoms, prekuel terbaru Game of Thrones yang akan tayang pada 18 Januari 2026. Trailer ini menjadi bagian dari rilis perdana di CCXP Brazil dan langsung mencuri perhatian berkat visual yang gritty, duel berkuda yang intens, hingga nuansa klasik Westeros yang terasa lebih dekat, lebih personal, dan penuh lumpur persis seperti yang diinginkan George R.R. Martin.
Serial ini mengadaptasi kisah Dunk & Egg, dua tokoh ikonik dari novel Martin: Ser Duncan the Tall, ksatria rendah hati namun pemberani, serta Egg, sang bocah berkepala plontos yang kelak memiliki nasib besar. Berlatar 100 tahun sebelum Game of Thrones dan 72 tahun setelah House of the Dragon, kisah ini membawa penonton ke masa di mana para Targaryen masih duduk di Iron Throne, meski tanpa seekor pun naga tersisa. Latar waktu ini memunculkan pertanyaan besar: Jika tanpa naga, kenapa mereka tetap berkuasa?
Salah satu hal yang paling mencuri perhatian dari trailer adalah skala turnamen yang ditampilkan. Alih-alih sekadar pelengkap, jousting kini menjadi pusat konflik dan emosi cerita. George R.R. Martin bahkan menantang tim produksi untuk membuat adegan jousting terbaik yang pernah ada dan dari trailer saja, ambisi itu sudah terlihat.
Duel berkuda malam hari, ring penuh lumpur, dentingan besi, hingga visibilitas minim menambah sensasi brutal yang jarang muncul dalam dua prekuel sebelumnya. Tonenya lebih intim, lebih membumi, dan terasa seperti lembaran kisah rakyat Westeros yang hidup kembali.
Berbeda dari Game of Thrones yang dipenuhi banyak sudut pandang, serial ini fokus sepenuhnya pada perjalanan Dunk dan Egg. Dengan hanya mengikuti dua karakter utama, alurnya terasa lebih intim penonton diajak menyaksikan ketakutan, keberanian, kecerobohan, hingga keputusan impulsif Dunk sebagai ksatria yang masih mencari jati diri.
Showrunner Ira Parker menjelaskan bahwa pendekatan mereka adalah “membiarkan penonton merasakan dunia lewat Dunk”. Mulai dari lumpur yang menempel di baju zirah, helm yang membuat napas berat, tabrakan kuda yang mengguncang tubuh, hingga riuhnya arena turnamen semua dibuat sedekat dan se-realistik mungkin.
Pendekatan yang lebih intim ini diperkirakan menjadi kekuatan utama serialnya: Westeros tetap sama, tetapi kali ini terasa lebih manusiawi dan dialami dari jarak yang sangat dekat.
Lokasi utama turnamen, Ashford Market, dibangun secara penuh di Irlandia Utara. Set besar ini menghadirkan suasana Westeros yang terasa hidup mulai dari arena turnamen yang megah, perkampungan bergaya festival, tribun kayu, hingga area latihan para ksatria. Semua dirancang agar penonton benar-benar merasakan atmosfer kompetisi abad pertengahan yang keras dan berdebu.
Peter Claffey, pemeran Ser Duncan, menyebut bahwa tantangan terbesar bukanlah adegan bertarung, melainkan berkuda. Meski pernah menunggang kuda di Vikings, intensitas produksi kali ini jauh lebih berat. Sementara itu, Dexter Sol Ansell pemeran Egg memulai syuting saat berusia 9 tahun dan baru menyelesaikannya di usia 11, menunjukkan panjang dan padatnya perjalanan produksi.
Menariknya, di balik kerasnya dunia Westeros, Claffey dan Ansell justru melepas penat dengan bermain Super Mario Kart, membangun chemistry yang hangat jauh dari suasana tegang yang mereka tampilkan di layar.
Showrunner Ira Parker menegaskan bahwa A Knight of the Seven Kingdoms bukanlah tentang kemegahan atau peperangan berskala raksasa, melainkan soal kedekatan. Ceritanya mengikuti sudut pandang Dunk, membuat penonton benar-benar merasakan beratnya zirah, geraman kuda, cipratan lumpur, sampai ketegangan yang mengalir sepanjang turnamen. Semua ini dibuat lebih intim dan membumi, menghadirkan Westeros yang terasa lebih “hidup” dan penuh detail kecil yang selama ini luput di seri utama.
Meski berdurasi lebih pendek dibanding Game of Thrones dan House of the Dragon, serial ini tetap menyimpan momen monumental. George R.R. Martin bahkan menyebut bahwa episode 6 menjadi titik balik penting yang akan membentuk masa depan Dunk dan Egg dalam petualangan mereka di Westeros.
Lihat Juga: Inilah judul film terbaru akhir 2025 hingga 2026 yang harus masuk watchlist kamu
Secara kronologis, A Knight of the Seven Kingdoms terjadi:
Zaman ini merupakan masa transisi besar bagi Targaryen, sekaligus periode ketika legenda-legenda kecil Westeros mulai terbentuk.
“Seratus tahun sebelum peristiwa Game of Thrones, dua sosok tak terduga mengembara melintasi Westeros. Seorang ksatria muda yang polos tetapi berani, Ser Duncan the Tall, bersama pengikut kecilnya, Egg. Di hadapan mereka terbentang takdir besar, lawan-lawan berbahaya, serta petualangan penuh risiko yang menanti dua sahabat tak lazim namun tak tergantikan ini.”