Niat Doa Mandi Wajib Setelah Berhubungan, Haid, Nifas, Junub, dan Artinya

Ketahui bacaan niat mandi wajib setelah berhubungan, haid, nifas hingga junub beserta artinya

Mandi wajib merupakan mandi yang harus dilakukan oleh umat muslim dalam beberapa keadaan sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, setelah melakukan hubungan suami istri, haid, nifas, keluarnya mani (junub) atau setelah menyentuh jenazah. Mandi wajib mempunyai tujuan utama yaitu untuk membersihkan atau mensucikan diri secara fisik dan spiritual, sebelum melakukan ibadah yang lainnya.

Ketika melakukan mandi wajib, perlu adanya untuk memperhatikan tata cara dan syarat dari mandi wajib supaya hal tersebut sah dan diterima oleh Allah SWT, seperti mandi wajib harus dilaksanakan dengan niat yang jelas dan sesuai syariat, membasuh seluruh badan dan menggunakan air yang cukup. Dalam melakukan mandi wajib terdapat dua hal yang paling utama yaitu niat dan doa. Niat merupakan keyakinan atau tujuan dari dalam hati setiap orang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas.

Di ajaran Islam, niat sangat penting untuk dilakukan karena hal itu dianggap sebagai faktor penentu antara sah atau tidaknya dari ibadah maupun amalan yang telah dilakukan. Saat melaksanakan ibadah, seperti sholat dan mandi wajib, niat adalah hal yang paling utama dilakukan sebelum memulai ibadah tersebut. Niat harus jelas dan tulus dari dalam hati, serta tujukan kepada Allah SWT. Pada artikel ini, akan membahas mengenai niat doa mandi wajib setelah berhubungan, haid, nifas dan junub.

Ringkasan

  • Mandi wajib berasal dari kata Arab yaitu “Al ghuslu” berarti menuangkan air pada sesuatu.
  • Mandi wajib secara istilah merupakan menuangkan air mengalir pada seluruh badan sesuai dengan tata cara dan berguna untuk menghilangkan dari hadas besar.
  • Terdapat 4 perkara yang menjadi syarat untuk mandi wajib, di antaranya setelah melakukan hubungan suami istri, setelah haid dan nifas, junub dan kematian.
  • Rukun mandi wajib yaitu niat, membasuh seluruh anggota badan, rambut harus tergerai, membersihkan najis yang menempel di tubuh.

Lihat Juga : Bacaan Niat Sahur

Pengertian mandi wajib

Pengertian Mandi Wajib
Sumber Gambar : otosia.com

Mandi wajib atau yang dikenal dengan mandi besar berasal dari bahasa Arab yakni “Al ghuslu” berarti menuangkan air pada sesuatu. Secara istilah mandi wajib merupakan menuangkan air pada seluruh badan sesuai dengan tata cara dan berguna untuk menghilangkan dari hadast besar.

Mandi wajib ialah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan maupun kesucian diri. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk senantiasi melaksanakan mandi besar ketika telah melakukan sesuatu, seperti ketika selesai berhubungan suami istri, haid, nifas dan junub.

Apabila umat muslim sedang berhadas besar, maka wajib baginya untuk melakukan perintah mandi wajib, hal tersebut sebagaimana dengan perintah Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat 6,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qumtum ilaṣ-ṣalāti fagsilụ wujụhakum wa aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥụ biru`ụsikum wa arjulakum ilal-ka’baīn, wa ing kuntum junuban faṭṭahharụ, wa ing kuntum marḍā au ‘alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi au lāmastumun-nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa’īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa aidīkum min-h, mā yurīdullāhu liyaj’ala ‘alaikum min ḥarajiw wa lākiy yurīdu liyuṭahhirakum wa liyutimma ni’matahụ ‘alaikum la’allakum tasykurụn

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”

Tata cara mandi wajib pula telah tercantum dalam surah An Nisa ayat 43, sebagai berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā taqrabuṣ-ṣalāta wa antum sukārā ḥattā ta’lamụ mā taqụlụna wa lā junuban illā ‘ābirī sabīlin ḥattā tagtasilụ, wa ing kuntum marḍā au ‘alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi au lāmastumun-nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa’īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa aidīkum, innallāha kāna ‘afuwwan gafụrā

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”

Lihat Juga : Bacaan Niat Puasa Ganti Ramadhan

4 perkara sebagai syarat mandi wajib dalam ajaran Islam

Niat Doa Mandi Wajib
Sumber Gambar : liputan6.com

Sebagai umat muslim, tentu sudah mengetahui mengenai ajaran Islam yang satu ini yaitu perintah untuk melakukan mandi wajib atau mandi besar. Apabila seorang muslim tidak melaksanakan perintah tersebut, maka semua ibadah yang dilakukan tidak sah karena masih dalam keadaan yang tidak suci. Berikut ini beberapa keadaan yang menjadi syarat untuk mandi wajib sesuai dengan ajaran Islam:

1. Setelah berhubungan suami istri

Ketika pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan, wajib bagi keduanya untuk melaksanakan mandi besar. Hal itu dilakukan untuk mensucikan dan membersihkan diri supaya dapat menjalankan kewajiban ibadah yang lainnya dan sah di mata Allah SWT. Perintah mandi wajib tersebut sesuai dengan dalil sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang duduk diantara bagian tubuh perempuan yang empat, diantara dua tangan serta dua kakinya kemudian menyetubuhinya maka wajib untuk mandi, meksipun mani itu keluar atau tidak.” (HR. Muslim)

Dari Aisyah ra, Rasulullah bersabda, “Apabila dua kemaluan saling bertemu wajib baginya untuk mandi. Aku dan Rasulullah SAW pula pernah melakukannya, maka kami pun mandi.” (HR. Ibnu Majah)

2. Haid dan nifas

Haid dan nifas merupakan dua istilah yang selalu berkaitan dengan keadaan fisiologis perempuan pada Islam. Haid merujuk pada masa menstruasi atau siklus bulanan yang dialami oleh perempuan. Saat masa haid, perempuan dinilai tidak suci dan tidak diperbolehkan untuk melakukan ibadah seperti sholah, puasa, atau menyentuh Al-Quran. Perempuan yang sedang masa haid harus wajib untuk melakukan mandi besar, ketika masa haidnya berakhir.

Sementara nifas merupakan masa setelah perempuan melahirkan bayi. Saat masa tersebut, perempuan mengeluarkan darah postpartum atau nifas yang berarti proses penyembuhan Rahim setelah melahirkan. Perempuan yang sedang masa nifas pula dinilai tidak suci dan tidak diperbolehkan untuk melakukan ibadah seperti sholat, puasa atau menyentuh Al-Quran. Kedua keadaan tersebut merupakan bagian dari kewajiban dalam ajaran agama Islam dan harus dilaksanakan oleh setiap muslim, terutama perempuan muslimah.

Perintah mandi wajib dalam kondisi ini telah tercantum pada Al Quran surah Al Baqarah ayat 222,

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

Wa yas`alụnaka ‘anil-maḥīḍ, qul huwa ażan fa’tazilun-nisā`a fil-maḥīḍi wa lā taqrabụhunna ḥattā yaṭ-hurn, fa iżā taṭahharna fa`tụhunna min ḥaiṡu amarakumullāh, innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn

Artinya: “Mereka yang bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid merupakan suatu kotoran.” Maka dari itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haid dan janganlah kamu untuk mendekati sebelum mereka telah suci. Apabila mereka telah suci. Maka berbaurlah dengan mereka itu di tempat yang sesuai perintah Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang telah bertaubat dan menyukai orang yang telah mensucikan diri.”

3. Junub

Junub merupakan istilah dalam Islam yang merujuk pada keadaan dari seseorang setelah melakukan hubungan suami istri atau keluarnya mani. Dalam keadaan junub, baik laki-laki maupun perempuan dinilai tidak suci dan tidak dapat melaksanakan ibadah puasa, sholat dan lain sebagainya. Melakukan ibadah lain boleh saja, asalkan telah mensucikan dan membersihkan diri melalui mandi wajib.

Dari Ummu Salamah, Ummu Sulaim bersabda, “Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah tidak malu terhadap masalah kebenaran, apakah wanita wajib untuk mandi ketika dia bermimpi? Nabi SAW menjawab. “Ya, jika dia melihat air.” (HR. Bukhori Muslim dan lainnya)

Sayyid Sabiq yang merupakan ulama ahli fiqih, menjabarkan mengenai keluarnya air mani dan mandi besar, sebagai berikut:

  1. Apabila air mani keluar tanpa syahwat, namun disebabkan sakit atau cuaca dingin, maka ia tidak perlu mandi wajib.
  2. Apabila telah merasakan syahwat, kemudian ditahan supaya air mani tersebut tidak keluar. Maka, tidak perlu untuk mandi wajib.
  3. Apabila seseorang sedang bermimpi, namun tidak keluar mani. Maka, tidak wajib baginya untuk mandi.
  4. Apabila seseorang melihat mani pada celananya dan tidak mengetahui kapan waktu keluar mani itu dan telah melaksanakan sholat. Maka, wajib baginya untuk mengulang sholat itu. Dan jika ia meyakini bahwa itu adalah air mani, wajib baginya untuk mandi, karena secara dhohir air mani itu keluar meskipun ia telah lupa dengan mimpinya.

4. Kematian

Jika terdapat salah satu saudara muslim yang telah meninggal dunia, maka wajib hukumnya untuk dimandikan. Mandi wajib pula berlaku bagi orang yang telah meninggal dunia meskipun dimandikan oleh orang lain.

Dari Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Dalam keadaan berihram terhadap seorang yang meninggal terhempas oleh untanya. “Mandikanlah ia dengan air juga daun bidara.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Lihat Juga : Bacaan Ayat Kursi

Rukun mandi wajib

Rukun Mandi Wajib
Sumber Gambar : inews.id

Berikut ini beberapa rukun mandi wajib yang harus diketahui:

1. Niat

Semua segala sesuatu tentu berasalnya dari niat yang tepat dan tulus dari dalam hati. Oleh karena itu, termasuk dalam melaksanakan mandi wajib harus diawali dengan niat atau keyakinan dari dalam hati. Setelah mengucapkan niat, bisa dilanjutkan dengan membaca bismillah sebagai langkah untuk memulai mensucikan diri. Niat adalah rukun mandi wajib yang pertama, sebagaimana dengan dalil dari Hadits Umar bin Khattab,

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ

Artinya: “Sesungguhnya semua perbuatan itu bergantung pada niatnya.”(HR. Bukhori dan Muslim)

2. Membasuh seluruh badan

Membasuh seluruh anggota badan dari kulit ataupun rambut dengan air yang mengalir serta meratakan pada rambut hingga pangkalnya. Anggota badan yang harus terkena air ialah semuanya, termasuk rambut, telinga, ketiak, kemaluan bagian belakang maupun depan. Jadi, pada waktu mandi wajib upayakan air membasuh semua anggota badan tanpa ada yang tertinggal, hal itu agar mandi besarnya sah.

Dari Aisyah ra, menceritakan bahwa “Apabila Nabi SAW mandi junub, Beliau memulai dengan membasuh dua (telapak) tangannya, lalu berwudlu seperti wudlu untuk sholat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menyela-nyela pangkal rambutnya. Dan setelah itu, Beliau menyiramkan air ke kepalanya tiga kali dengan dua telapak tangannya, lalu mengguyur air ke seluruh anggota badan.” (HR. Bukhori)

3. Rambut harus tergerai

Bagian rambut harus tergerai dan tidak boleh terikat pada saat melakukan mandi besar, hal tersebut supaya air dapat mengalir ke permukaan kulit rambut bagian dalam. Mandi wajib bertujuan untuk membersihkan dan mensucikan diri dari hadas besar, apabila ketika mandi wajib rambut terikat, maka tidak akan sempurna untuk kebersihan mandinya.

4. Membersihkan najis yang menempel di tubuh

Ulama mazhab Syafi’I menyebutkan bahwa untuk membersihkan najis yang menempel di tubuh merupakan bagian dari rukun mandi wajib. Dari Maimunah RA menjelaskan cara mandi Rasulullah SAW, “Beliau membasuh kemaluannya dan semua yang terkena najis dan kotoran.”

Lihat Juga : Bacaan Niat Sholat Jenazah

Niat doa mandi wajib

Macam - Macam Doa Qunut
Sumber Gambar : premiumtimesng.com

Berikut ini beberapa niat doa mandi wajib:

1. Niat mandi junub

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li-raf’il hadastil akbari fardhal lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah Ta’ala.”

2. Niat mandi wajib setelah haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li-raf’il hadastil haidil fardhal lillahi ta’ala

Artinya: “Saya berniat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar karena haid Allah Ta’ala.”

3. Niat mandi wajib setelah nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li-raf’il hadatasin-nifas lillahi ta’ala

Artinya: “Saya berniat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar dari nifas karena Allah Ta’ala.”

4. Niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbari minal jinabati fardhal lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabat, fardhu Allah Ta’ala.”

Lihat Juga : Kata-Kata Bijak Kehidupan

Tata cara melaksanakan mandi wajib

Tata Cara Mandi Wajib
Sumber Gambar : insertlive.com

Saat melakukan mandi wajib harus sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam, mandi wajib tidak akan sah apabila dilakukan secara bebas tanpa adanya niat. Selain itu, penggunaan air dalam mandi wajib harus cukup dan memadai untuk memebrsihkan seluruh anggota tubuh supaya maksimal. Berikut ini ialah tata cara mandi wajib sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW:

  1. Membaca niat dari dalam hati dengan tulus.
  2. Membaca basmallah sebelum memulai mandi wajib.
  3. Mencuci tangan sebanyak tiga kali.
  4. Membersihkan tubuh dari najis atau kotoran yang menempel dengan menggunakan tangan kiri.
  5. Mengulang cuci kedua tangan dengan sabun dan bilas hingga bersih, setelah membersihkan area tubuh yang kotor.
  6. Melakukan wudlu yang sempurna sebelum mandi wajib.
  7. Berkumur-kumur dan membersihkan gigi.
  8. Membersihkan lubang hidung dengan cara menghirup air dan mengeluarkannya kembali.
  9. Masukkan tangan ke dalam air, lalu sela-sela pangkal dengan menggunakan jari tangan hingga menyentuh kulit kepala.
  10. Mengguyur kepala dengan air sebanyak tiga kali dan pastikan pangkal rambut pula terkena air yang mengalir.
  11. Membasuh seluruh anggota badan dimulai dari bagian sisi kanan dan dilanjutkan ke sisi kiri, dengan menggunakan air yang cukup hingga bersih, dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki dan memastikan tidak ada bagian yang terlewat.
  12. Memastikan di setiap area lipatan terkena air yang mengalir, agar mandi wajib tersebut sah.
  13. Apabila mempunyai rambut, rambut harus dibasahi hingga kulit kepala dan usahakan meresap ke dalam kulit rambut.
  14. Menggosok kulit tubuh dengan tangan atau benda yang dapat membersihkan kotoran dari kulit.
  15. Guyur kembali anggota badan dengan air yang mengalir hingga benar-benar bersih.

Lihat Juga : 30 Lagu Nasional Indonesia

Penutup

Mandi wajib adalah salah satu kewajiban dalam agama Islam yang harus dilaksanakan dalam beberapa keadaan yang menjadi syarat dari mandi wajib. Mandi wajib bukan hanya sekadar membersihkan tubuh dari najis, melainkan mempunyai nilai spiritual yang sangat penting. Dengan menjalankan mandi wajib secara benar dan sesuai dengan tata cara yang telah diajarkan oleh Rasullullah SAW, diharapkan semua umat muslim dapat memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Untuk itu, sebagai umat Islam, harus senantiasa memperhatikan tata cara mandi wajib serta mengamalkannya dengan tulus dan ikhlas sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Bagaimana niat doa untuk memandikan jenazah?

Niat memandikan jenazah antara laki-laki dengan perempuan, tentunya berbeda. Berikut ini niat doa untuk memandikan jenazah laki-laki yaitu “nawaytul ghusla lihadza al mayyiti lillahi ta’ala” sedangkan niat doa untuk memandikan jenazah perempuan yaitu “nawaytul ghusla lihadzihi al mayyitati lillahi ta’ala.

Apakah jika tidak membaca niat membuat mandi wajib tidak sah?

Sesuai dengan ajaran Islam dan rukun mandi wajib yaitu pertama adalah niat. Jadi, apabila seorang muslim lupa tidak membaca niat mandi wajib, maka ia harus mengulang kembali mandi tersebut, karena mandi wajib yang telah dilakukannya tidak sah dan tidak diawali dengan niat dari dalam hati.

Apakah sah jika kutek kuku masih menempel saat melaksanakan mandi wajib?

Ketika melakukan mandi wajib, semua anggota tubuh harus bersih dari apa pun. Meskipun kutek kuku bukan golongan dari najis atau kotoran, tetap saja kutek kuku tersebut dapat menghambat air yang membasahi permukaan kuku. Untuk itu, sebelum melakukan mandi wajib, harus membersihkan terlebih dulu kutek yang menempel pada kuku. Karena apabila tidak ada bagian tubuh yang tidak terkena air, maka mandi wajib tersebut tidak sah atau belum sempurna. Kecuali, kalau pewarna kuku yang dipakai adalah inai, itu masih diperbolehkan.


Penulis : Elly Abriyanti Widyaningrum | Editor : Rudi Dian Arifin, Wahyu Setia Bintara

Elly Abriyanti Widyaningrum

Elly Abriyanti Widyaningrum adalah penulis artikel di dianisa.com yang berfokus pada topik umum, seperti lifestyle, pendidikan, dan lainnya. Selain menjadi penulis lepas, ia juga seorang tutor privat, content planner dan executive administrasi di Distributor Utama SR12 Skincare.

Discussion | 0 Comments

*Komentar Anda akan muncul setelah disetujui

  1. Rekomendasi Aplikasi untuk Mencari Hotel di Jakarta

    Berikut kami bagikan rekomendasi aplikasi pencari hotel terbaik di Jakarta
  2. Logo Lazada PNG, CDR, AI, EPS, SVG (Free Download)

    Berikut kami bagikan link download Logo Lazada PNG, CDR, AI, EPS, SVG terbaru yang bisa Anda…
  3. Logo Tokopedia PNG, CDR, AI, EPS, SVG (Free Download)

    Berikut kami bagikan link download Logo Tokopedia PNG, CDR, AI, EPS, SVG terbaru yang bisa Anda…